Sesampainya di depan pintu kantor presiden, Kenny mendorong pintu dengan cemas.
"Presiden!"
Di belakang meja, pria itu sedang menelepon dengan ponselnya. Kedatangan Kenny yang tiba-tiba membuat alisnya terangkat, dia mengangkat tangannya untuk memberikannya isyarat agar dia diam.
Kenny menekan ujung bibirnya dengan erat. Setelah menutup pintu, dia berdiri dengan tenang dan menunggu.
Selama periode ini, dia tak lupa mengamati situasi opini publik di internet.
Ada berbagai macam hal yang menjadi perhatiannya, tidak heran pimpinan departemen pengawasan jaringan dan telekomunikasi keluarga Widjaya memanggilnya begitu banyak.
Jika kamu tahu tidak dapat menghubungiku, tidakkah kamu tahu bahwa seharusnya kamu datang ke tuan Jean untuk membahasnya sendiri?!
Bagaimana mungkin Kenny tahu bahwa pimpinan departemen sudah datang ke atas untuk menemui Jean. Dia sudah datang tidak kurang dari lima kali, tetapi dia selalu ditolak oleh asisten kantor presiden.