Di sisi lain, Robert dan Sylvia, yang berada jauh di Jakarta, tengah merasa putus asa.
Mereka mengetahui bahwa Leila berlari kembali ke Jakarta, dan mereka ingin segera membawanya kembali. Tetapi anak itu tampaknya telah menguap dari dunia. Dia tidak kembali ke rumah Keluarga Irwan dan bahkan telah menjual semua propertinya, termasuk apartemen atas namanya.
Pasangan itu berkeliling ke semua properti milik Leila dalam suatu sore, tapi mereka bahkan tidak melihat bayangan putri mereka. Mereka hanya bertemu perantara yang datang untuk menunjukkan rumah itu pada klien yang dituju.
Mereka membeli properti itu saat pasar baru dibuka di awal tahun itu. Sekarang, dengan perkembangan ekonomi yang pesat, harganya telah naik menjadi lebih dari dua kali lipat. Ketika Sylvia mengetahui bahwa Leila sudah menjual rumah itu, bahkan jika dia menangis dan membuat onar di depan agensi, dia tidak mendapatkan apa-apa selain menjadi bahan tertawaan.