"Bagaimana lukamu, Kak Mel?" Lilia mengkhawatirkan luka Mellisa. Jika dia tahu luka itu hanya terasa gatal, mungkin dia takkan terlihat sekhawatir ini.
Mellisa menyentuh pinggangnya dengan ringan dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Aku hanya khawatir kamu akan terpengaruh oleh berita di Internet. Sekarang setelah kulihat, sepertinya kamu tidak terpengaruh sama sekali."
"Tidak ada yang salah dengan itu. Jelas, seseorang dengan sengaja memanfaatkan momen ini untuk menyerangku. Jangan khawatir, mereka tidak akan bisa menciptakan ombak yang cukup besar untuk menggoyahkanku." Lilia meyakinkan Mellisa.
Setelah berada di dunia hiburan sekian lamanya, mental Lilia telah lama dipupuk untuk menjadi tak terkalahkan. Berita bohong seperti ini tidak ada apa-apanya bagi wanita itu.
Kedua saudara perempuan itu bersandar di sofa pada saat yang sama. Mellisa mengerutkan keningnya, kemudian menatap adiknya dengan ekspresi serius. "Apakah kamu tidak akan menjelaskan apapun padaku?"