Mellisa memejamkan mata sambil terengah-engah. Dia berjuang menenangkan rasa sakit yang membakar dari lukanya.
Wajah Leila dipenuhi memar setelah dihantam dengan tas berisi dokumen tebal. Pipi kiri wanita itu tergores tepi tasnya, memunculkan segaris warna merah. Tas itu terjatuh dan isinya terserak ke lantai.
Leila membuka mulut untuk memprotes perlakuan kasar Mellisa padanya. Namun sebelum dia mengatakan apapun, matanya tertuju pada salah satu dokumen yang tercecer di lantai. Dokumen itu adalah tanda terima kartu kredit bank, yang ditandatangani atas nama Daniel Pangestu.
Pada saat ini, rasa sakit yang dirasakan Mellisa sedikit mereda. Dia membuka matanya lagi sebelum memandang Richard dan Janice.
Kemudian Mellisa berkata dengan perlahan, "Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir. Aku hanya melemparkan tas berisi dokumen pada Leila. Dia tidak akan mati hanya karena itu, jadi kalian tidak perlu terlihat begitu tertekan."