"Mellisa…" Janice memanggil nama putrinya sambil terisak.
Dia melangkah maju dan ingin memeluk Mellisa, tapi dia dihentikan oleh dua orang di samping Mellisa. Kondisi tubuh Mellisa saat ini sedang terluka parah. Jika Janice sembarangan memeluknya, wanita itu bisa pingsan seketika.
Janice menggigit bibirnya, lalu dia mengulurkan tangannya yang gemetar. Dia perlahan membelai pipi Mellisa. Janice terkejut saat merasakan kulit putrinya itu sangat dingin, seolah dia baru saja keluar dari peti es.
Richard memandang Mellisa dengan wajah serius. Tangannya yang terkepal erat di samping tubuhnya mengungkapkan emosi pria itu. "Mellisa, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
Mellisa tertawa agak mencela diri sendiri, namun dia tidak mengatakan apapun.
Leonard dan Lilia bertukar pandang sekilas, lalu keduanya bekerja sama memapah Mellisa ke dalam aula. Mereka menuju ke kursi di sebelah kanan meja konferensi agar Mellisa dapat segera duduk.