Di telepon, Lilia menghela nafas pelan. Dia berdiri di depan jendela koridor sambil melihat pemandangan musim kemarau yang suram dan mendengarkan suara angin bertiup.
"…aku baik-baik saja." Lilia berbicara setelah terdiam selama sesaat. "Lalu soal orang tuaku, setiap kali mereka pergi ke Jakarta, biasanya itu akan memakan waktu satu atau dua minggu. Aku yakin kalau kali ini juga..."
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Mellisa menyela dengan nada penuh makna, "Sebenarnya, mungkin bukan hal yang buruk bagi mereka untuk datang ke Jakarta."
Lilia tidak bisa melihat wajah Mellisa saat ini, tapi dia bisa membayangkan senyuman licik yang menghiasi bibir wanita itu. Apapun yang direncanakan Mellisa pastilah menghasilkan acara yang menarik.
"Apa maksudmu?" Mata redup Lilia menyala dalam sekejap.
Mellisa berkata, "Lima hari lagi, Kakek Simon akan berulang tahun."