Setelah Lilia memastikan bahwa garpunya bersih, barulah dia menjawab dengan ringan, "Apa kamu sudah selesai? Kalau begitu, aku akan mengembalikan kata-kata itu padamu sendiri."
"Kamu ini…!"
Shirley mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Jika dia tidak melakukan ini, dia takkan bisa mengendalikan dirinya. Shirley sudah gatal untuk melangkah maju dan menampar pipi Lilia yang tampak pucat seperti kepulan asap.
"Kamu menyuruhku untuk menahan diri?" Lilia memandang Shirley dengan sikap merendahkan. Dia meletakkan piring buah itu di sisi tempat daur ulang. "Ketika kamu menyebarkan gosip tentangku pada para kru, kenapa kamu tidak berpikir untuk menahan diri? Ada banyak kesempatan untuk melakukan itu, bukankah begitu?" Balas Lilia dingin.
Shirley tertegun mendengarnya. Wajahnya berubah merah padam dan dia berulang kali membuka-tutup mulutnya. Namun tidak ada sepatah kata pun yang terucap.