Michaela menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa, tapi dia tidak bisa berhenti gemetar, "Kak Harold, aku…aku..."
Harold sepertinya memahami ketakutan di matanya. Dia berjalan ke arah Michaela dan berhenti tepat di depannya. Lalu dia dengan kejam menyemburkan asap rokok ke wajahnya, menunjukkan penghinaan. "Jika aku tahu kamu begitu licik, aku tidak akan repot-repot membantumu!"
Dia tidak terkejut dengan metode yang digunakan Michaela. Bagaimanapun juga, Harold adalah orang yang bertanggung jawab atas kata-kata dan perbuatannya. Perbedaan terbesar antara manusia dan hewan adalah mereka dapat mengontrol pemikiran dan perilaku mereka. Namun, hal yang tidak masuk akal adalah dia kehilangan kendali tadi malam.
Tatapan dingin Harold membuat Michaela semakin ketakutan. Air matanya pun mengalir deras tanpa bisa ditahan. "Kak Harold, maafkan aku, maafkan aku! Aku sangat menyukaimu, jadi itu sebabnya aku melakukan ini...kumohon jangan marah, ya?"
"Kamu menyukaiku?" Harold mendengus.