Ketika Sasha keluar ke taman belakang restoran itu, dia masih terus mengusap mulutnya keras-keras. Rasa mual memenuhi dadanya dan dia harus melawan godaan untuk muntah. Sasha mengerutkan kening sambil menggosok mulutnya semakin keras.
Menjijikkan! Benar-benar menjijikkan! Tom tidak punya hak untuk menciumnya seperti itu! Jika Tom memang menyukai dirinya, lalu kenapa pria itu tidak mau menolongnya?! Dasar pria tidak berguna!
Sasha terus berjalan hingga dia menemukan sebuah paviliun kecil. Wanita itu masuk ke dalamnya dan mencengkeram pagar kayunya erat-erat. Cahaya lampu taman yang berwarna kuning menimpa wajah Sasha, membuat penampilannya terlihat semakin tidak sehat.
Wanita itu berusaha menenangkan diri dan meredakan rasa mualnya dengan menarik nafas dalam-dalam. Angin malam berhembus lembut, namun membawa rasa dingin yang menusuk tulang. Perlahan Sasha mulai memperoleh kembali ketenangannya.