Lilia berjinjit dan mengusap-usap kepala Jean, seperti seorang ibu tengah menghibur anaknya yang sedih. Wanita itu akhirnya paham kenapa Jean tidak pernah melepas pakaian di depan Lilia, meskipun hanya untuk berganti pakaian. Pria itu pasti menyembunyikan bekas-bekas lukanya.
"Jean…" Tepat saat Lilia membisikkan namanya, tubuh pria itu menegang.
Dia merasa heran dan menatap mata Jean, tapi pria itu segera mengalihkan pandangannya. Lilia berusaha memeluknya semakin erat, namun tindakan itu justru membuat tubuh Jean semakin kaku.
"Jean, ada apa?" Tanya Lilia khawatir.
"…kamu…benci…" Jean bergumam dengan suara kecil yang hilang terbawa angin.
"Maaf, apa katamu? Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas." Lilia berjinjit dan mendekatkan sebelah telinganya ke mulut Jean agar dia tidak melewatkan sepatah kata pun.
"Kupikir…kamu mungkin membenciku. Karena aku bukan pria ideal yang kamu bayangkan." Kata Jean dengan nada kaku.