Tatapan Lilia perlahan tertuju ke arah Mellisa. Wanita itu sengaja memalingkan wajahnya, seolah berusaha menyembunyikan ekspresinya yang terguncang.
Mellisa buru-buru bangkit dari sofa dan menuju ke jendela. Dengan tangan gemetar, dia mengeluarkan kotak rokok dari saku celananya. Mellisa kesulitan menarik keluar sebatang rokok karena jemarinya tidak mau berhenti gemetar.
Walau dia berusaha keras untuk tidak menunjukkannya, Mellisa tidak dapat menyembunyikan kegembiraan yang meluap-luap di hatinya. Dia sudah menduganya sejak mereka pertama kali bertemu, tapi Lilia benar-benar adalah adik kandungnya! Semua usahanya untuk melindungi wanita itu selama ini tidaklah sia-sia!
Mellisa menyalakan rokoknya sambil memejamkan mata. Kehidupan keras yang dijalaninya selama lima tahun ini melintas di benaknya. Untuk pertama kalinya setelah lima tahun, Mellisa merasa seolah dia telah menemukan pengharapan. Bahwa ada cahaya di ujung lorong gelap yang disusurinya selama ini.