Lilia bergerak-gerak gelisah di kursinya. Tatapannya kembali menyapu ruang interogasi dimana dia berada saat ini. Selain Lilia, hanya ada seorang polisi senior yang menemaninya di ruangan itu.
Polisi itu menatap Lilia lekat-lekat. Tangan pria paruh baya itu memegang laporan korban tentang penyerangan yang dilakukan Mellie semalam. Dia berdeham sebelum bertanya, "Nona Lilia, kamu mengklaim bahwa kamu adalah saudara perempuan tersangka?"
"Iya, benar." Lilia mengangguk dan berusaha terlihat percaya diri. "Aku adiknya."
Polisi senior itu menghela nafas berat. "Kalau kamu memang adiknya, mengapa kamu tidak menghentikan kakakmu dari melakukan perbuatan melanggar hukum seperti ini? Aku yakin kalau kamu tahu tindakannya ini ilegal!"
Balasan ini membuat Lilia tertegun. Kata-kata polisi itu begitu tepat sasaran sampai dia tidak bisa segera menjawab. Lilia berpikir selama beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "…aku baru tahu tentang itu hari ini. Apakah perbuatannya separah itu?"
