Saat Sylvia mendengar ucapan Leila, ekspresinya berubah kaku. Dia melangkah maju dan menatap putrinya lekat-lekat. "Lilia, bagaimana kamu bisa berkenalan dengan Leila?" Tanyanya.
Lilia merasa kalau reaksi Sylvia sedikit aneh, tapi dia tidak terlalu memikirkannya. "Aku bertemu dengannya di Jakarta." Jawab Lilia jujur.
Sylvia tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya mengangguk. Namun ekspresinya berubah semakin kaku setelah mendengar jawaban Lilia.
"Ah, Bibi Sylvia, terima kasih sudah membawaku ke sini." Leila memecah keheningan yang canggung dengan suaranya yang semanis madu. Wanita itu menghampiri Sylvia dan menggenggam tangannya erat-erat. "Kalau bukan karena Bibi, mungkin aku masih terdampar di tepi jalan." Ucapnya tulus.
Perubahan sikap Leila membuat Lilia terkesan. Wanita itu tadinya bersikap seperti gadis muda yang dimabuk cinta, tapi kini dia menampilkan dirinya sebagai wanita yang sopan dan tahu berterima kasih.