Jean mengangkat alisnya saat mendengar pertanyaan yang tidak sopan itu. "Memangnya kenapa jika nonamu pulang ke rumahnya di akhir pekan? Apa hakmu untuk mempertanyakan tindakan majikanmu?" Jean melontarkan tatapan setajam pisau pada pelayan pria itu.
Wajah pelayan itu langsung berubah pucat pasi. Dia menggelengkan kepalanya dengan panik. "B-Bukan seperti itu maksud saya! S-Saya hanya mengira kalau Nona Lilia masih sibuk syuting di Jakarta!" Jelasnya.
Lilia mengabaikan perdebatan mereka dan mengalihkan pandangannya ke jendela ruang duduk. Walau hari masih pagi, lampu di ruangan itu menyala terang. "Apakah kita sedang kedatangan tamu di rumah?" Tanya Lilia untuk memastikan.
Pelayan itu mengalihkan pandangannya dan bergerak-gerak gelisah. "Um…soal itu…saya sendiri kurang paham…"
Tepat pada saat itu, terdengar suara tawa renyah yang datang dari dalam rumah. Suara wanita muda itu jelas-jelas bukan suara Sylvia, dan Keluarga Pangestu tidak memiliki putri lagi selain Lilia.