Vivi membelokkan mobilnya di tikungan dan menghela nafas lega saat melihat gedung apartemennya. Dia memarkirkan mobilnya sebelum mengecek arloji. Saat ini sudah hampir pukul sepuluh malam.
Dia baru akan mematikan mobilnya saat ponselnya mendadak berdering. Vivi buru-buru mengeluarkan ponselnya. Dia melihat nama peneleponnya dan otomatis mengerutkan kening. Vivi menolak telepon itu dengan tegas. Namun tiga detik kemudian, ponselnya kembali berdering. Orang yang sama meneleponnya lagi dengan keras kepala.
Vivi menaruh ponselnya di kursi penumpang dan membiarkannya berdering. Dia menurunkan kaca jendelanya sebelum mematikan mesin mobil. Satu-satunya suara di lapangan parkir yang hening itu adalah dering ponselnya. Vivi mengeluarkan sekotak rokok dari laci mobil. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya menyalakan sebatang.