Pada saat yang sama, di salah satu apartemen elit di Surabaya.
William Anggara sedang bersantai sendirian di ruang duduknya. Dia mengenakan piama kelabu dari kain katun, dengan rambut yang masih basah setelah mandi. Terdapat tumpukan kaleng bir di atas meja.
Pria itu tengah membaca komentar-komentar di media sosialnya saat ponselnya tiba-tiba bergetar. Nama Sara Hartanto muncul di layarnya. William menatap dingin layar itu selama sesaat sebelum menolak telepon Sara. Dia tersenyum tipis dan kembali berfokus pada media sosialnya.
Beberapa detik kemudian, Sara kembali meneleponnya. William menolak teleponnya lagi, tapi Sara terus menerus berusaha menghubunginya. Akhirnya pria itu mengangkat teleponnya dengan perasaan jengkel.
"Hapus komentarmu!"