Chris menatap Merry dengan terkejut. Dia tidak mengira wanita muda itu berani menolak perintahnya. Kemudian bibirnya melengkung membentuk senyuman dingin dan matanya berkilat sadis.
"Baiklah." Dia mengangguk tanpa mencoba memaksa Merry lagi.
Merry mengawasi Chris dengan penuh kewaspadaan. Pria itu bukan tipe orang yang mudah menyerah. Firasatnya mengatakan kalau sesuatu yang buruk akan terjadi.
Chris mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. "Bro Jean, kembalilah sebentar. Aku menunggumu di tempat yang tadi—hmph!"
Sebelum Chris bisa menyelesaikan kalimatnya, Merry langsung menutup mulut pria itu dengan kedua tangannya. Wajahnya terlihat penuh kepanikan. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Chris.
"Kak Chris, aku tidak bisa duduk di depan bersamamu!" Bisk Merry di telinga pria itu. Dia takut Jean akan mendengarnya apabila dia tidak berbisik.