Masih dalam pesta pernikahan sederhana antara Fery dan Cindy, Fery begitu bahagia dengan pernikahannya dengan Cindy tapi tidak dengan Cindy yang terlihat lelah dan senyum palsunya.
Fery yang menyadari bahwa istrinya lelah langsung mengajak duduk Cindy di pojok ruangan gedung pernikahan mereka.
Dengan perhatian Fery pada Cindy yang begitu hangat membuat Cindy melupakan lelahnya dan tersenyum hangat membuat Fery makin mencintai istrinya.
Sudah 3 jam lamanya mereka menyewa gedung itu untuk pernikahan mereka, sekarang mereka sedang menuju hotel untuk beristirahat sekalian untuk honeymoon.
Keluarga Fery dan Cindy lngsung pulang kerumah masing2 setelah pesta karena jarak antara gedung dan rumah mereka tidak terlalu jauh.
Sesampainya di hotel hanya sedikit percakapan antara Fery dan Cindy.
Sayang, apa kau sangat lelah ? Wajahmu terlihat sedikit pucat. Fery terlihat khawatir melihat istrinya
Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing. Dengan senyum yang manis Cindy menjawab
Boleh aku bantu membukakan bajumu, kau terlihat sangat kesulitan membukanya sendiri. Masih dengan senyumnya Fery menawarkan bantuan pada Cindy
Jika kau tidak keberatan untuk membantuku.
Dengan hati-hati Fery membuka baju pengantin yang melekat di tubuh Cindy sambil sesekali mengagumi tubuh cindy yang ia lihat hanya dari belakang.
Kau sangat cantik istriku. Puji Fery dengan mata yang tak lepas dari tubuh Cindy
Cindy yang masih membelakangi suaminya hanya tersenyum oleh pujian suaminya.
Apa kau suka melihat tubuhku ?
Lalu Cindy bebalik menghadap Fery sambil menggoda dengan mengalungakan tangannya di leher Fery.
Fery yang memang sangat mencintai istrinya tersenyum ceria sambil menjawab
Tentu saja aku suka melihatmu apalagi tubuhmu.
Entah siapa yang memulai tiba-tiba mereka sudah bertukar saliva dengan mesra, mengecap bibir satu sama lain dengan penuh cinta. Fery menggendong Cindy hingga terduduk di atas meja rias dikamar hotel tersebut sambil tetap mencumbu istrinya. Cindy yang mendapat serangan tiba-tiba itu kaget sambil melepas ciuman panas mereka.
Sayang aku sedang halangan. Dengan kepala yanh menunduk Cindy berkata pada suaminya.
Fery tiba-tiba menyatukan kening mereka dengan nafas yang memburu sambil memegang dagu Cindy agar tatapan mata mereka bertemu.
Aku akan menunggu sampai masa itu selesai sayang, lau kembali mencumbu istrinya dari kening, mata, hidung, pipi lalu bibir Cindy yang begitu mengggoda menurut Fery,
Kali ini cumbuan itu sungguh lembut membuat Cindy membalas ciuman suaminya sambil memejamkan mata. Tapi tiba-tiba Fery menyentuh dua squishy punya Cindy, membuat Cindy terkejut sambil membalakan mata dan melepas cumbuan Fery. Fery yang terkejut karena sedang asik merasakan bibir Cindy terkejut.
Dengan mulut yang sudah terbuka ingin bicara tp tiba-tiba dipotong oleh Fery.
Aku hanya ingin bermain dengan ini sayang, sambil menyentuh Squishy Cindy yang masih menggunakan bra.
Tapi aku sedang halangan sayang, sambil tersenyum menjawab.
Tanpa Cindy ketahui dengan jawaban seperti itu dan senyum yang khas membuat gairah Fery kembali bangkit.
Lalu dengan buasnya Fery mencumbu dua squishy Cindy. Mencumbu kiri kanan, mencium hingga meninggalkan bekas. Tangan kiri Fery memegang squishy Cindy dan tangan kanan memegang dagu Cindy agar tidak melepaskan cumbuannya.
Cindy sejujurnya juga merasakan gairah yang perlahan naik dengan cumbuan suaminya itu,
Desahan keluar dari mulut Cindy saat bibir Fery mencumbu satu squishy milik Cindy dan tangan satunya membalai satu squishy milik Cindy, Lalu tangan Fery yang satunya ingin menyentuh bagian sensitif Cindy, Cindy seperti tersadar saat tangan Fery mulai membelai di daerah tersebut. Cindy langsung tersadar jika suaminya ingin melakukan lebih dari cumbuan itu langsung melepaskan diri dari suaminya sambil menutup dua squishy miliknya yang sudah tidak menggunakan bra dengan cara menyilangkan kedua tangannya.
Aku tidak bisa melakukannya sekarang Fery. Dengan wajah merah padam akibat suaminya Cindy menjawab dengan nafas yang tidak beraturan.
Aku bahkan lupa jika kau sedang halangan sayang, kau sangat menggairahkan jika tidak menggunakan apa-apa. Dengan nafas yang memburu Fery menjawab perkataan Cindy.
Sambil melihat suaminya lalu turun dari meja rias Cindy mengecup pelan bibir Fery sambil berkata,
Nanti jika sudah waktunya akan kuserahkan semua apa yang menjadi hakmu wahai suamiku.
Dengan senyum yang mengembang Fery langsung memeluk Cindy dengan erat.
Aku akan menunggu waktu itu sayang.
Lalu Cindy langsung meninggalkan Fery menuju Toilet yang ada di kamar hotel tersebut.
Sedangkan Fery langsung terduduk diatas kasur yang ada dikamar tersebut.
Tanpa Fery ketahui Cindy justru menangis sambil menyalakan shower di dalam kamar mandi hotel. Ia merasa bersalah pada lelaki yang sekarang menjadi suaminya.
Maafkan aku Fery.. Maafkan aku..
Aku belum bisa sepenuhnya memberikan apa yang seharusnya aku berikan padamu.
Maafkan aku yang telah berbohong padamu.
Sambil terisak pelan Cindy terus meminta maaf pada Fery, walau Fery tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Disisi lain Fery sedang duduk di atas tempat tidur sambil matanya melihat ke arah kamar mandi sambil tersenyum mengingat kejadian barusan.
Sudah lebih dari 30 menit Cindy tidak keluar dari kamar mandi membuat Fery khawatir, lalu mengetuk pintu.
Sayang, apa kau baik-baik saja ? Kenapa lama sekali didalam ?
Ya, aku baik-baik saja.
Cindy lantas mengambil handuk kimono yang ada dikamar mandi tersebut lalu memakainya.
Saat ia membuka pintu kamar mandi ia begitu kaget melihat Fery yang berdiri di depan pintu sambil bertelanjang dada.
Lalu dengan senyum smirknya Fery memandang wajah Cindy, membuat Cindy malu.
Aku terlalu rindu padamu sayang, jadi aku menunggumu disini. Lalu mengecup singkat bibir Cindy lalu langsung menarik Cindy agar keluar dari kamar mandi karena ia ingin menggunakannya juga untuk berendam agar gairahnya tidak kembali naik setelah melihat Cindy hanya menggunakan handuk kimono.
Kau terlalu gombal Fery. Cindy lalu berlalu dari hadapan Fery menuju meja rias yang ada di hotel. Sesampainya ia di depan meja tersebut, ia mengingat kejadian yang terjadi tadi. Ia semakin merasa bersalah pada suaminya tersebut.
Sambil mata yang berkaca-kaca Cindy memikirkan kejadian tadi. Tanpa Cindy sadari sesungguhnya Fery telah selesai dari kegiatannya di kamar mandi, lalu berjalan menghampiri istrinya yang masih terduduk di depan meja rias sambil menggunakan handuk kimono hotel.
Kau memikirkan apa sayang ? Fery bertanya Sambil mengecup pipi kanan Cindy.
Aku hanya memikirkan kenapa masa menstruasiku lebih cepat dari biasanya, jadi aku tidak bisa memberikan hakmu. Bohong Cindy Menjawab asal pertanyaan Fery.
Aku tidak akan meminta hakku buru-buru sayang, kita bisa melakukannya seumur hidup kita.
Keduanya tersenyum di depan kaca meja rias tersebut.
Lalu Cindy mengambil baju yang ada dikoper miliknya lalu berjalan meninggalkan Fery yang tersenyum melihat istrinya.
Setelah keduanya selesai lalu sama-sama naik ke atas tempat tidur. Keduanya berbaring Sambil berbicara.
Sayang, kau ingin berhenti dari pekerjaanmu atau tetap bekerja ? Fery bertanya sambil memeluk Cindy dan memainkan rambut panjang Cindy.
Aku akan tetap bekerja, karena aku terbiasa bekerja mencari uang sendiri dari pada meminta uang ayahku. Cindy menjawab sambil melihat keatas menatap suaminya.
Baiklah kau boleh bekerja, tapi jika nanti kita sudah memiliki anak, aku ingin kau berhenti bekerja. Fery mengatakan itu seolah tanpa beban.
Cindy tidak menjawab pertanyaan Fery, ia hanya terdiam memikirkannya sambil menenggelamkan wajahnya pada dada suaminya.
"Jika aku tidak bekerja, aku tidak akan bisa melihatnya lagi. Batin Cindy...