GARIN
Bagaimana mungkin bisa begitu. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa yang keluar dari kamarnya adalah Laras. Aku bukan orang bodoh. Penglihatanku juga masih normal.
"Jangan mempermainkan aku Mas. Aku melihat dia keluar dari kamar yang Mas sewa. Kalau Mas mencintai aku, kenapa harus ada dua kamar?" Suaraku masih parau.
"Jadi ini yang membuat kamu salah paham dan meninggalkan aku?"
"Istri mana yang tidak salah paham jika terjadi seperti itu. Kamu sendiri juga tahu, dia yang memfitnahku. Bahkan kamu tega membentak aku di depan banyak orang, hanya untuk membelanya! Apa artinya kalau memang dia tidak spesial?"