GARIN
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya Mas Banyu rencanakan. Apa maksud kata katanya itu.
Sampai sesiang ini aku masih saja mengingatnya. Aku tidak berani membuka mataku saat itu.
"Mbak ada Mas Seno." Ucap Nadia.
"Iya!"
Jujur saja aku tidak bisa berkonsentrasi saat ini. Aku hanya mendengar laporan saja dari Nadia.
" Garin! Aku sudah kirim stok lagi. Ini semua totalnya. Besok aku ada urusan dengan Tio. Jadi transfer saja langsung."
"Iya!"
"Tio sudah dapat tempat dan katanya lokasi ini dekat dengan cafe suami kamu Rin. Kamu mau ikut?"
"Iya!"
"Garin kamu jelek, wajahmu semakin tirus, kamu tidak bahagia!!"
"Iya!"
"Garin Lituhayu. Jadi dari tadi kau tidak mendengarkan aku bicara??" Tiba tiba nada bicara Seno berubah mengagetkan aku.
"E engga kok. A a aku denger semua. Kamu minta transfer besok kan?"
"Lalu?"
"Emm emm hheheh... Hanya itu yang aku dengar." Malu sekali rasanya.