BANYU
Hari ini aku kesiangan tiba di cafe. Aku masih terbayang wajah Garin yang sedih. Apa aku keterlaluan kemarin. Kenapa rasa bersalahku tak kunjung hilang.
"Selamat pagi Pak Banyu!" Sapa seorang pria.
"Pagi! Duduk!" Ternyata Alex sudah di sini.
"Saya sudah diskusi dengan Rega Pak soal Nusantara championship."
"Jadi persiapan kalian sudah berapa persen?" Tanyaku tegas.
"Bisa dibilang sembilan puluh persen. Sepuluh persennya karena masih ada rasa gugup pastinya." Jelasnya.
"Kamu sementara tinggal di hotel saja. Kamu mau cari sendiri atau saya yang cari?" Tanyaku memastikan.
"Saya cari sendiri saja Pak. Yang sekiranya dekat dengan cafe dan kost Rega." Jawabnya.
'Garin lagi apa ya?' Pikiranku kembali terpusat pada Garin.
Padahal ini diskusi penting. Tapi aku tidak bisa mengalihkan pikiranku dari Garin. Apa ini hanya karena aku terlalu merasa bersalah.
"Pak... Pak Banyu!" Alex berusaha menyadarkanku dari lamunan.