GARIN
Malam ini aku masih menunggu Mas Banyu pulang. Sejak kabar aku hamil tadi sore membutnya kecewa, dia masih belum bisa di hubungi. Bahkan sampai jam sepuluh malam ini dia belum juga menginjakkan kakinya di rumah.
Seperti biasa, aku sudah menyiapkan air untuk dia mandi. Tak lupa handuk bersih dan juga pakaian untu tidurnya. Aku juga sudah menyiapkan makan malam untukknya.
Aku berjalan menuju ke arah jendela. Menatap keluar dengan penuh harap dia segera pulang. Aku merindukan suara deru mobilnya. Tapi sampai sekarang aku belum juga mendengarnya.
Mengapa jadi seperti ini lagi. Namun aku masih berharap sikapnya tidak dingin lagi. Semoga tembok esnya sudah tidak terbangun lagi. Semoga dia tidak membatasi lagi.
Waktu terus berjalan. Hari juga semakin larut. Hatiku mulai tidak tenang. Aku keluar kamar, menunggunya di sofa yang berada ruang TV.
"Bu, kenapa tidak istirahat di dalam saja?" Tanya seorang mbak asisten tidak sengaja melewatiku.