Raja Para Apocalypse
>RPA, Versi, 2.5
Chapter 2: Perjalanan menuju sekolah(1)
Gazhi dengan hati-hati berjalan keluar melewati pintu dapur sambil membawa Fire Hydrant System tadi. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat suara.
Gazhi mulai berjalan mendekati para zombie yang berdiam diri di tempat sambil mendongakkan kepala ke atas.
Langkah demi langkah membuat Gazhi lebih dekat dengan zombie itu.
"Ya, tadi aku sudah memutuskan bahwa aku akan mengambil mobil milik bos, jika aku menggunakan motor dan di sergap tentu saja aku akan mati," gumam Gazhi mulai berbelok dan berjalan ke arah meja resepsionis. Biasanya kunci semua kendaraan di titipkan di sana agar tidak hilang.
Gazhi naik ke atas meja pemisah kemudian turun di dalam lingkaran resepsionis. Gazhi mulai mengecek semua loker yang ada.
"Cepatlah, cepatlah, cepatlah," ucap Gazhi berkali-kali sambil mulai panik. Karena para zombie mulai mendengar suara Gazhi membuka loker.
Karena panik, Gazhi menyenggol sebuah toples di atas meja, kebetulan dari dalam toples itu menggelinding keluar kunci mobil milik bos Gazhi.
Prank!
Toples itu terjatuh ke bawah.
Semua zombie melirik ke arah Gazhi. Mereka dengan cepat jalan ke arah Gazhi.
"Sial!" decit Gazhi kesal. Dengan cekatan Gazhi mengambil kunci itu dan mengantonginya. Lalu mengambil Fire Hidran dan menyemprotkanya ke para zombie.
Zombie tersebut terpental mundur, Gazhi dengan cepat lompat keluar dari lingkaran meja resepsionis. Lalu berlari menuju ke tempat parkir yang ada di bawah tanah.
Gazhi belok ke kiri melewati sebuah pintu yang mempunyai tangga menuju Basement. Pada zombie mulai mengejar Gazhi. Gazhi berlari turun secepat mungkin.
Ketika ia sampai di bawah, ia langsung membuka pintu dan berjalan keluar, tepat di saat ia berjalan keluar. Di samping pintu yang barusan ia buka, terdapat zombie yang langsung menerkam ke arahnya.
"Apa-apaan!" teriak Gazhi kaget dengan cepat bergerak maju dan menghindar terkaman zombienya, lalu dengan reflek mendorong pundak zombie itu agar terjatuh.
"Ah! Awas!" teriak Gazhi dengan reflek saat zombie itu terdorong ke arah sebuah mobil yang di parkiran dekat pintu.
Zombie itu menabrak mobilnya, seketika alram mobil itu menyala.
Tiiin!! Tiiin!! Tiinn!!
"Kenapa begini," ucap Gazhi dengan kaget sambil menepuk jidatnya.
Beberapa zombie di sekitarnya mulai bangun. Gazhi melihat seluruh Basement dan terdapat lebih dari 14 zombie yang harus ia lewati.
Para zombie tersebut mulai bergerak ke arah sumber suara.
"Aaaahhhh!!!" jerit Gazhi dengan sangat kesal.
"Kenapa sial melulu sih," tambahnya kemudian melihat sekeliling. Zombie yang di sebelahnya mulai bangun.
Dengan cepat Gazhi lari kedepan. Di depannya ada tiga buah zombie yang menghalang. Saat itu Gazhi mengambil sebuah piring kaca dari tasnya. Kemudian melemparkan piring kaca itu ke arah kanan, tepatnya ke arah dinding.
Prank!
Perhatian zombie ter alihkan. Gazhi dengan cepat lari maju lagi. Kali ini sambil membawa sebuah pisau besar pencincang daging.
Zombie ke empat dan kelima mulai mencoba menerkam Gazhi. Gazhi menghindar ke kanan. Kemudian menebas leher zombie itu dengan cepat. Di saat itu juga zombie kelima berhasil memegang pundaknya. Zombie itu mencoba menggigit pundak Gazhi. Dengan reflek Gazhi menggunakan sikut tanganya yang satu lagi, untuk menghantam kepala zombie itu. Zombienya terpental sedikit kebelakang, Gazhi mengangkat pisau besar itu dan melayangkanya ke dada kiri. Zombie itu tertusuk tepat di jantungnya, beberapa saat kemudian zombie tersebut tidak bergerak lagi.
"Haha, tidak sia-sia aku pernah belajar ilmu bela diri selama 2 tahun dulu," tawa Gazhi dengan bangga. Kemudian Gazhi mencabut pisau besar itu dari dada zombie. Dan berdiri tegap menghadap ke arah jalan keluar.
Namun, tiba-tiba saja Gazhi tersentak kaget.
"E-eh? Bukanya aku baru saja membunuh? Kenapa aku tidak merasakan apa-apa?" pikir Gazhi dengan melihat kedua tangannya yang penuh darah.
"Dan, bagaimana aku mendapatkan keberanian melewati semua zombie ini sendiri? Ah sudahlah! Yang penting—." Gazhi berbalik kemudian menusukkan pisau besar itu ke kepala zombie yang mencoba menerkamnya dari belakang.
"Pergi keluar dari sini, dan menyelamatkan Lita," tambah Gazhi dengan penuh semangat sambil melanjutkan larinya.
Beberapa saat kemudian, ia sampai di mobil bosnya yang paling ia kenali. Dengan cepat Gazhi membuka kunci mobilnya dan masuk kedalam.
Gazhi menyalakan mesin, sambil memegangi gigi mobil. Dengan cepat Gazhi maju dan memutar setir mobilnya, kemudian berbelok ke arah jalan keluar. Gazhi menginjak pedal gas dengan kuat dan mobilnya dengan cepat keluar.
Saat mencapai tanjakan, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghalangi jalan, ia berjalan sambil memegangi lengan tangan kirinya.
"Tunggu? Apakah itu orang? Tidak, mungkin itu zombie. Okey," gumam Gazhi sambil menaikkan gigi mobil dan ingin menginjak pedal gas lebih kuat.
"Tunggu! Itu adalah orang!" pekik Gazhi yang kaget dan langsung menginjak pedal rem.
Saat mobil berhenti, Gazhi langsung keluar, dan berlari ke arah orang itu.
"Hey, apakah kau baik-baik saja?" tanya Gazhi, saat itu ia sadar bahwa lengan kirinya mengeluarkan begitu banyak darah.
"Y-ya, aku baik-baik saja. Apakah kau mempunyai perban?" jawabnya dengan terbata-bata dan terlihat kesakitan.
"Yah, aku mempunyainya. Ikut aku," ajak Gazhi sambil berjalan ke arah mobilnya.
"Te-terima kasih," balas orang itu sambil berjalan mengikuti Gazhi.
Orang itu kemudian bersender ke depan mobil, kemudian ia merobek baju di lengan kirinya.
Terlihat disana terdapat sebuah luka bekas gigitan yang sangat dalam.
"Ini, apakah kau butuh bantuan?" ucap Gazhi sambil memberikan segulung perban dan sebotol alkohol.
"Terima kasih, tapi tidak," balasnya dengan tersenyum lebar, itu membuatnya terlihat seperti lelaki yang sangat tegar.
Orang itu kemudian menuangkan alkohol ke lukanya, saat itu juga ia merasa sangat kesakitan. Itu terlihat di wajahnya. Dengan cepat orang itu membungkus lukanya dengan perban, kemudian di ikat sekali lagi dengan kain bekas robekan bakunya tadi.
"Fiuh, dengan begini aku tidak perlu khawatir akan kehabisan darah," hela orang itu dengan sangat lega.
Gerakan para zombie mulai terdengar dari belakang mereka.
"Hey, sepertinya bukan waktu yang tepat untuk bersantai. Ayo naik," ajak Gazhi yang langsung masuk kedalam mobil.
"Yah, terima kasih," balas orang itu yang langsung berjalan ke pintu lainya dan masuk kedalam mobil.
"Oke, kita berangkat!" seru Gazhi dengan bersemangat menginjak pedal gas. Mobil mereka pun keluar dari parkiran Basement
**
"Hey, siapa namamu?" tanya Gazhi yang sedang menyetir sambil menghindari zombie-zombie yang berlalu lalang di jalan.
"Anh, namaku Geza, seorang pelajar SMA," jawabnya dengan bersender di bangku dan terlihat sangat kelelahan.
"Lalu? Kenapa kau terluka?" tanya Gazhi sekali lagi.
"Yah, kau tau. Tadi malam saat aku bergadang di warnet. Ratusan serangga yang mirip seperti lebah tiba-tiba saja masuk kedalam. Mereka menempel ke leher orang-orang yang tidak sadar akan kehadiran serangga itu, yang hanya butuh beberapa detik serangan itu meresap masuk. Beruntung saat itu aku berhasil menampar puluhan serangga yang mengincarku," jawabnya kemudian menunduk.
"Namun, tak lama kemudian. Orang-orang mulai bertingkah aneh. Mereka mulai berteriak kesakitan, dan mulai menangis darah selama 5 menit, kejadian itu sangat menggemparkan seisi warnet. Tak lama kemudian. Orang-orang mulai saling memakan satu sama lain. Aku tidak tau lagi mana yang normal dan mana yang kanibal. Tanpa pikir panjang saat itu aku berlari keluar untuk menyelamatkan diri. Di dalam perjalan aku melihat seluruh kota telah berubah menjadi mahkluk seperti itu, sesuatu yang sering kita panggil zombie. Naas, saat aku bersembunyi di kegelapan Basement ini, aku tergigit," tambah Geza yang menjelaskan semuanya.
"Hey, jadi begitu. Aku turut sedih akan lukamu," jawab Gazhi dengan santai sambil melihat jalan.
"Eh? Apakah kau tidak takut ini akan seperti di film-film? Dimana aku akan berubah menjadi mahkluk seperti mereka yang memakan manusia karena tergigit?" tanya Geza dengan kaget melihat reaksi Gazhi yang biasa-biasa saja.
"Yah, kau tau, entah kenapa saat ini aku berfikir aku akan sangat mudah untuk membunuhmu jika kau berubah menjadi mahkluk seperti mereka," jawab Gazhi dengan tatapan lurus kedepan dan nada bicara yang santai dan sangat yakin.
"Eh!?" Geza dengan reflek menatap Gazhi karena sangat kaget mendengar kalimat yang di ucapkan Gazhi.
"Berharap saja hal itu tidak terjadi," tambah Gazhi.
"Y-ya, tentu," respon Geza mencoba tersenyum badan terlihat biasa-biasa saja.
"Sialan, om ini terlihat sangat menakutkan," ucap Geza di dalam hati sambil mulai merinding.
"A-ah, iya. Kemana kita akan pergi om?" tanya Geza, basa-basi sambil mencoba merubah suasana.
"Hummm, soal itu ... Kita akan berangkat ke SMA 2 yang ada di blok J, tempatnya di jalan Hidayat," jawab Gazhi. kali ini Gazhi harus menghindari zombie yang terus menerus loncat ke depan mobil. Beruntung, Gazhi sangat hebat dalam mengendalikan mobil.
"Eh! Aku bersekolah di sana juga loh om," seru Geza yang langsung sadar dan melihat ke arah Gazhi.
"Eh? Lalu kenapa kau sampai bisa berada di Blok F ini? Bukankah kau bermain sangat jauh?"
"Ya-yah, karena hanya di blok F ini ada warnet bertingkat 2 yang sangat besar. Aku tentu tidak tahan godaan untuk bolos sekolah dan langsung main kesitu."
"Hadeh, remaja zaman sekarang ya. Btw, sebagai gantinya, nanti saat di sana. Aku ingin menjemput adikku yang terjebak di sebuah kelas. Kau membantuku menemukan rute tercepat ke kelasnya. Dia kelas 9E." Gazhi kemudian menghela nafas dan melihat jalanan kedepan sudah sepi dari zombie.
"Ah, siap om!" ujar Geza dengan bersemangat.
"Heh? Bisakah kau berhenti memanggilku om, panggil saja namaku, Gazhi," ujar Gazhi yang mulai risih di telinganya.
"Eh? Bolehkah? Baiklah, tapi aku akan tetap memanggilmu om," balas Geza dengan santai dan bersender di kursi.
"Sialan kau bocah!" decit Gazhi dengan kesal.
Bruuum!
Mobil mereka dengan cepat bergerak menuju Blok J.
Apakah yang akan terjadi?
>>Bersambung<<
~Higashi