Chereads / ReBirth48 / Chapter 15 - Chapter 14 : Rencananya

Chapter 15 - Chapter 14 : Rencananya

ReBirth 48

Chapter 14: Rencananya

Selama hari itu Shin merasakan apa itu rasanya bahagia akan kebersamaan. Hari itu ia lewati penuh dengan senyuman dan sedikit kesalah pahaman. Benar-benar hari yang mengharukan.

Mengenai markas rahasia itu, tampaknya para Silance Sistem harus memperkuat formasi dan kekuatan mereka, karena itu saat ini kami hanya terus mengawasi mereka tanpa melakukan penyerangan

***

5 hari kemudian~

Shin bangun dan langsung duduk di atas kasur, ia melakukan reflek yang biasanya manusia lakukan. Ia dengan sangat lemas berdiri sambil menguap lalu berjalan ke arah pintunya berniat langsung ke dapur karena ia sangat haus.

Saat membuka pintu, ia secara tak sengaja merasakan ledakan aura dari halaman belakang mansion. Karena penasaran ia berjalan dengan santai menuju sumber suara. Ia melihat bahwa para bawahannya sedang latihan dengan semangat. Shin tersenyum kecil lalu perhatiannya teralihkan dengan kursi dan meja serta ada secangkir es teh yang ada di depannya.

Tanpa pikir panjang ia duduk dan menonton para bawahannya berlatih sambil bersantai.

**

Beberapa saat kemudian, Shin teringat sesuatu soal batu kacahaya, sebenarnya batu apa itu? Shin mengeluarkannya sari saku dan melihat-lihat batu tersebut.

"Sebenarnya, apa kegunaannya?" Shin menyangga dagunya dengan tangan kirinya. Perhatiannya teralihkan saat tiba-tiba saja ia merasakan ada aura berbahaya dari arah Utara mansion.

"Pedra!" panggil Shin dengan reflek.

Beberapa saat kemudian Pedra langsung muncul di samping kiri Shin sambil menunduk dan memberi hormat.

"Ya master," jawab Ella yang memasang ekspresi serius.

"Bisakah kau bersihkan portal yang baru saja terbuka," perintah Shin dengan santai sambil meminum teh nya.

"Baik!" Seketika Pedra menghilang dan masuk kedalam bayang-bayang.

"Ini aneh, kenapa belakangan ini terlalu banyak portal-portal yang terbuka. Walau portalnya kecil dan monster-monsternya lemah, tetap saja itu akan membahayakan jika orang normal yang menghadapinya." Shin berfikir di dalam hati dan memasang wajah serius sambil memegang cangkirnya.

"Ah, kenapa tuan masih disini, apakah anda tidak sekolah?" tanya Ella yang mengelap keringatnya sambil berjalan mendekati Shin.

"Hari ini adalah hari Minggu, tentu saja libur. Sekarang aku harus merencanakannya," balas Shin yang lalu menghabiskan tehnya dan menaruhnya di atas meja.

"Ya, benar! Aku harus memikirkan kemana saja aku akan menghabiskan Minggu ini! Haha, aku sudah lama tidak bebas. Kali ini sepertinya aku harus mencoba beberapa hal baru," ucap Shin di dalam hatinya sambil merasa sangat bersemangat.

Namun, Ella yang mendengar hal itu langsung memasang ekspresi serius.

"Apakah tuan sudah menyusun rencana tentang penyerang markas yang Minggu lalu kita temukan?" tanya Ella di dalam hatinya.

"Oiya, beritahu Veila dan Lena kalau aku akan pergi dan melaksanakan rencananya. Sedangkan untuk Kevi, apakah ia belum kembali juga?" ucap Shin yang saat itu bangun dan melihat ke arah hutan di halaman belakang mansion.

"Tunggu, apa? Bukankah beberapa detik yang lalu tuan baru ingin memikirkan rencananya? Apakah tuan memikirkan rencananya yang sangat sempurna seperti sebelumnya hanya beberapa detik seperti ini?" teriak Ella di dalam hati dengan sangat kagum dan memasang ekspresi kaget.

"Hey Ella, jangan melamun."

"Ah, maaf master. Sepertinya Kevi belum kembali juga."

"Cih, sial. Gadis itu ya ... Padahal aku hanya berbicara ngaco tadi malam tentang melihat sebuah keanehan di gunung yang tak jauh dari sini, dan bilang di sana seperti terdapat sebuah tempat rahasia. Sial, andai saja aku menjaga mulutku dan tak mengucapkan kata-kata secra spontan ketika sedang bersenang-senang." Shin merasa kesal karena Kevi menganggap kata-kata tersebut serius.

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu, jaga baik-baik mansion ini."

"Baik!"

Shin kemudian berjalan dengan santai menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti bajunya. Selama mandi semua tempat yang ingin ia kunjungi semakin banyak.

***

Shin saat itu sedang berjalan dengan santai. Namun, saat ini ia teringat kembali masalah yang paling penting.

Ia lupa bahwa uang yang ia miliki saat ini hampir habis, ia memakan permen terakhir sambil sedikit menagis di dalam hatinya. Namun, di dalam perjalan secara tak sengaja ia berpapasan dengan Meron, yang saat itu sedang berjalan dengan seorang perempuan dan memakai pakaian yang super mewah.

"Ah hei. Bukankah ini Shin?" sapa Meron sambil melambaikan tangannya.

Shin melirik ke sumber suara. Ia kemudian berfikir dan mengingat-ingat siapa orang yang ada di depannya.

"Ah, Leron?"

"Meron!"

"Ah iya-iya aku ingat."

"Memangnya saat ini kau mau kemana?" tanya Meron yang melihat Shin tampak kebingungan.

"Kau sendiri mau kemana memakai pakaian begitu?" Shin melirik wanita yang ada di sebelahnya Meron.

"Ah, kami sedang ingin pergi ke acara ulang tahun pemimpin group Sky tepat di hotel mewah di sebrang jalan, kau mau ikut?" ajak Meron yang tampak sangat yakin dengan perkataannya.

"Sayang, siapa dia? Kenapa kita harus berbicara dengan rakyat jelata sepertinya? Apalagi kau mengajaknya? Apa kau gila!" respon wanita yang ada di sebelahnya Meron. Ia terlihat sangat arogan dan tampak sangat memperhatikan kasta.

"Ah, dia temanku. Dialah yang membantuku memenangkan pertandingan basket waktu itu. Jadi jangan marah," ucap Meron yang mencoba menenangkan gadisnya.

"Huuummmhhh ...."

"Ayolah, lagian undangan yang kudapatkan digunakan untuk tiga orang. Kenapa tidak?"

"Terserah lah, asal saat sudah masuk kita jangan berbicara dengannya." Gadisnya Meron dengan sangat kesal berjalan lebih dulu meninggalkan Meron.

"Yah, seperti kelihatannya. Apakah kau mau ikut?" Meron mulai mengikuti langkah gadisnya.

"Tunggu! Dimana ada pesta, pasti ada makanan. Dan ini adalah acara yang besar. Pasti banyak yang belum pernah kucoba! Asik! Aku tidak perlu mengeluarkan uangku untuk makan enak!" teriak Shin di dalam hatinya sambil

"Ikut!" balas Shin yang kemudian mengikuti mereka berdua.

**

"Undangannya," tagih penjaga pintu.

Dengan santai, Meron menyerahkan sebuah kertas tebal berwarna merah.

"Ah, apakah anda tuan muda kedua dari keluarga Allen?" tanya penjaga tersebut.

"Ya, dia adalah tuan muda. Kalau begitu jangan menghalang jalanku, biarkan aku masuk terlebih dahulu." Dengan arogan wanita di sampingnya langsung masuk dan meninggalkan Meron.

"Ahaha ... Oiya, apakah anda hanya berdua? Undangan ini untuk tiga orang."

"Tidak kok."

Saat itulah Shin langsung terlihat dari belakang Meron, saat itu juga Shin merasakan tatapan yang sangat menyebalkan dari oang itu. Tatapan dari seorang penjilat yang sangat menyebalkan dan membuat Shin sangat ingin meninjunya.

"Kalau begitu kami masuk dulu." Meron tanpa pikir panjang masuk karena ia berfikir bahwa itu akan menyebabkan sebuah perdebatan.

Saat sudah beberapa langkah masuk, Meron berhenti.

"Kita berpencar disini, nikmati waktumu Shin," ucap Meron lalu pergi mencari wanitanya.

"Heee, tak kusangka rupanya dia orangnya baik juga. Lain kali akan kubalas. Sekarang ... Kita mulai sari mana penjelajahan ini?" ucap Shin di dalam hati dan merasa sudah sangat tidak sabar. Karena seluruh ruangan di penuhi oleh meja yang di atasnya makanan. Shin pun memulai penjelajahannya merasakan semua makanan itu secara 'Gratis'.

***

10 menit kemudian~

Shin merasa sangat senang ia bisa merasakan masakan-masakan lezat itu secara 'Gratis' dan terus menjelajahi hotel yang sangat luas itu. Saat itulah orang-orang mulai curiga terhadap Shin.

"Hey-hey, kenapa seseorang sepertinya bisa kesini? Siapa yang mengundangnya?"

"Hah, dasar rakyat jelata. Tak tau apa itu etika dan elegan.

"Apakah kita harus memanggil penjaga?"

Saat itulah tiba-tiba seorang wanita yang bersama dengan seorang lelaki yang wajahnya saja sudah terlihat sangat menyebalkan.

"Dasar rakyat rendahan. Melihatnya saja sudah sangat menjijikan," hina seorang wanita ke arah Shin.

"Haha, aku tebak dia ini hanya seorang sampah yang menyelinap untuk makan makanan enak," tambah seorang laki-laki di samping kiri wanita itu. Ia adalah Deni, tuan muda pertama dari keluarga Rick.

"Lalu? Masalah kalian apa?" respon Shin dengan sangat dingin dan tatapan acuh tak acuh.

Deni langsung memasang wajah kaget.

"Dasar sampah menjijikan!" serunya yang berniat menampar Shin. Shin reflek menangkap tangan Deni dan langsung merematnya.

"Arrgghhh!" teriak Deni yang langsung menunduk kesakitan.

"Kyaaaa! Dia benar-benar berani menyerang seorang tuan muda!"

"Dasar cari mati."

"Tamat sudah riwayatnya."

"BERHENTI!"

Sesaat kemudian, seseorang muncul dan meledakkan aura. Itu membuat Shin agak kaget dan mengalihkan pandangannya ke sumber energi.

"Siapa yang memberikan izin kalian untuk berkelahi di sini? Acaranya akan segera di mulai!" Sekali lagi kakek tua itu memberikan aura mengerikan dan menekan seluruh ruangan.

Dia adalah kepala group Sky, dengan kata lain orang yang hari ini berulang tahun. Mungkin tingkatan kekuatannya sekitar lapisan langit level 1.

"Cih, baiklah." Dengan santai Shin melepaskan tangan Dani lalu berputar dan berjalan menuju meja lainya.

"Akan merepotkan jika membuat kerusuhan saat aku masih ingin menikmati makanan," gumam Shin di dalam hati.

"Kau! Anak sialan! Mari lihat apa kau akan selamat setelah ini!"

Acara di mulai dengan lancar. Semua sambutan acara begitu meriah, di puncak acara, tiba-tiba saja ada seseorang yang keluar dari suatu ruangan, dan berjalan ke atas panggung. Dia adalah sosok yang ku kenal.

"Tunggu, bukankah itu Nisa?" ucap Shin yang saat itu sedang memakan ayam di bagian paling belakang

"Mari kita sambut nona Nisa dari keluarga Dandi!" teriak seorang juru bicara acara itu.

"Halo," sapa Nisa di atas panggung sambil terlihat sangat anggun. Kini sosoknya terlihat sangat percaya diri dan sangat cantik.

"Tampaknya gadis kecil itu sudah sangat berubah ya, dan sepertinya keluarga Dandi lebih baik lagi dari sebelumnya." Gumam shin sambil mengunyah makanan.

Nisa menyampaikan pesan secara anggun dan menyambut semua peserta undangan. Hingga kata-kata sambutannya dan ucapan ulang tahunnya selesai, keanggunannya tidak berkurang sedikitpun.

Sesaat kemudian, pak tua tadi naik ke atas panggung.

"Terima kasih semuanya telah hadir, aku hargai semua hadiah kalian."

"Dan juga, terima kasih untuk nona Nisa sudah datang dan merayakan acara yang tak seberapa ini. Saya harap hubungan Sky Group dan keluarga Dandi akan semakin baik."

Semua orang kaget akan hal itu, kenapa pak kepala tampak sangat menghormati Nisa? Bukankah seharusnya Sky Group dan keluarga Dandy setara? Apa yang sebenarnya terjadi beberapa bulan belakangan ini? Hal-hal tersebut menjadi perbincangan yang sangat hangat.

**

Shin menyeringai. Ia tak menyangka bahwa dugaanya benar. Nisa benar-benar mempunyai sekitar setengah kekuatan dari Five Prefix. Tak banyak orang yang bisa memiliki kekuatan sebesar itu di usia muda, sebenarnya masa lalunya apa sehingga bisa memiliki kekuatan seperti itu.

Tiba-tiba saja, dari salah satu penonton terdengar sautan seseorang.

"Hah! Apa ini? Apakah Sky Group sangat lemah sampai-sampai harus tunduk pada Nona kecil lemah sepertinya?" saut seseorang di kursi depan. Dia adalah Morton, pemimpin keluarga Rick.

"Hei hei, lihat. Pemimpin keluarga Rick memulai perselisihan."

"Sepertinya akan terjadi pertempuran sebentar lagi."

"Hey, kau tadi baru saja menghina Sky Group, dan menghina Nona Nisa? Apa kau melancarkan sebuah isyarat pertempuran?" Pak kepala mengeluarkan aura nya dan memasang hawa permusuhan.

"Hahaha, tentu saja! Untuk itulah aku di sini." Dengan sangat santai kepala keluarga Rick menghancurkan meja di depannya dan berdiri sambil mengeluarkan aura nya.

"A-apa? Kepala keluarga Rick sudah naik tingkat?"

"Dulu mereka seimbang, bagaimana jika sekarang?"

"Sepertinya Sky Group dalam bahaya saat ini."

Pak kepala dan Morton loncat maju dengan sangat kuat.

Saat itu juga Shin menyeringai lagi. Ia kemudian kembali meminum jus jeruk yang ia pegang.

Dan duaaarrr!!

Ledakan angin yang kuat terjadi, saat itulah seseorang muncul di tengah-tengah persengketaan itu melalui dinding kiri yang baru saja ia hancurkan.

"Gaaaahhh, menyebalkan. Sepertinya aku harus menyelesaikan misi ini secepat mungkin," seseorang mengenakan seragam putih yang sangat khas dengan seragam sekte kegelapan muncul.

Saat itu juga Shin langsung memasang tatapan penuh kewaspadaan.

"Larii!"

"Kyaaaaa!!"

>>Bersambung<<

~Higashi