"Kau benar-benar licik, adikku. Kau adalah ular sejati." Gumam pangeran Rangin, tidak habis pikir adiknya dapat melakukan hal semacam itu. Lalu perlahan ia tersenyum lebar "Tapi itu artinya kau tidaklah se-sakti yang dikatakan oleh seantero samudera, kan?"
"Ya, terserah apa katamu. Aku menang dalam perang, tapi kalah soal percintaan. Trimakasih, kak. Kau sudah membongkar semua kelemahanku di depan permaisuri yang baru saja hari ini aku nikahi." Ia tersenyum kesal.
"Sama-sama." Sahutnya tanpa rasa bersalah. "Tapi, permaisuri.. Meskipun begitu, pangeran Hadyan ini memiliki banyak sekali kelebihan. Salah satunya adalah walaupun ia tidak pernah berhubungan dengan wanita lain, tapi aku yakin dia sangat jantan. Kau pasti puas di.."
"Diamlah!" Hadyan menutup mulut kakaknya dengan satu tangan hingga pria itu sesak nafas. "Jangan memancing kemarahanku di hari pernikahanku sendiri!"