Hadyan menghilang bagai ditelan bumi. Tidak ada yang mengetahui ke mana laki-laki itu pergi kecuali Tasia dan teman-temannya.
Satu minggu berlalu sejak kejadian itu. Tasia nampak sering termenung sendiri. Ia begitu merindukan Hadyan hingga tidak memiliki semangat untuk hidup lagi. Seakan separuh jiwanya ikut hilang bersama pria itu.
"Kami percaya padamu, Tasia." Ujar Patra penuh sesal. "Maaf sebelumnya sudah menganggapmu gila."
Tasia menggeleng lalu tersenyum singkat "Tidak masalah. Wajar kalau kalian berpikir aku gila. Karena memang semua ini tidak masuk akal sama sekali."
"Jika ada yang bisa kami lakukan, aku bersumpah akan melakukannya untukmu." Tambah Jordi. Ia juga menyesal lantaran sudah menganggap tiga orang temannya itu mengkonsumsi obat terlarang.