Meski ragu, kalau Hadyan bisa merias wanita, namun Tasia setuju atas tawaran pria itu.
"Tolong, yah.." Angguk Tasia dengan memberikan kain cantik itu pada Hadyan.
Dengan cekatan dan teliti, Hadyan memasangkan kain itu hingga menudungi kepala Tasia yang sudah ditumbuhi sedikit rambut. Tudung itu sangat cocok untuknya dan wajah kecil Tasia juga terlihat sangat manis dengan balutan itu.
Tasia terkagum-kagum. Ia tau kalau Hadyan mahir dalam segala hal. Namun tidak menyangka bahkan sang raja ahli perang itu memiliki tangan yang bisa merias tudung sebegini cantik.
Diam-diam, Hadyan tersenyum melihat pantulan dirinya bersama Tasia di cermin. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Ia memohon kepada semesta untuk tetap membiarkan mereka berdua seperti ini. Tasia adalah segalanya yang ia miliki. Pantulan itu adalah sebuah mimpi yang Hadyan jalani secara nyata.
***