Pertanyaan Tasia membuat semua dayang saling menatap satu sama lain. Bahkan untuk ukuran makhluk dengan emosi rendah, bisa timbul rasa iba dalam perasaan mereka.
"Mohon maafkan kami, Permaisuri. Tabib belum menemukan obat yang bisa menyembuhkan rupa Permaisuri. Kami hanya membawa ramuan untuk memperkuat tubuh Permaisuri saja."
"Oh.." Gumam Tasia dengan menghela berat "Ba.. Baiklah.."
Bubur ikan mau pun sate kelinci tidak ada yang terasa enak di lidah Tasia. Semua makanan yang ia santap terasa hambar. Tasia tidak memiliki selera makan sedikit pun. Ia hanya memakan bubur beberapa suap, lalu mendorong mangkuknya menjauh. Ia meraih ramuan obat dan meneguknya hingga habis. Kegiatan makannya ia sudahi dengan menyisakan mangkuk-mangkuk yang hampir penuh.
"Kami permisi, Permaisuri." Setelah membantu Tasia mandi, para dayang pamit keluar.