Argani menatap kosong tembok kamarnya sendiri. Hatinya terluka sangat dalam. Bukan kemauannya, terlahir dengan sebuah kekuragan. Bukan pilihannya terlahir sebagai anak ke delapan dari seorang selir. Ia sudah melakukan apapun yang ia bisa. Perlahan, amarah mulai membanjiri dada Argani, menutup hatinya hingga tenggelam begitu dalam. Jika berjuang dengan cara baik-baik tetap menggagalkan rencananya, maka ia akan menggunakan cara kotor untuk meraih tujuannya. Ia akan membuat seluruh lautan bertekuk lutut di hadapannya.
***
Dunia manusia. Beberapa bulan yang lalu.