Hadyan menatap gusar permaisurinya yang sedang berdiri kaku di hadapannya. Tasia terlihat merasa bersalah karena membuat banyak orang kerepotan mencemaskan dirinya.
"Jangan pergi secara tiba-tiba terus. Kalau kau merasa tidak nyaman, katakan padaku. Aku akan membawamu pergi dari sini." Omel Hadyan.
"Maaf, Raja Hadyan. Mungkin permaisuri tidak tahan keramaian. Wajahnya terlihat pucat." Sela Nara.
Tasia melemparkan senyuman kecil pada gadis itu. Meskipun hatinya merasa tidak suka, tapi Tasia yakin, dirinya hanya merasa cemburu kepada Nara, sehingga apapun yang gadis itu lakukan dan katakan, pasti akan terlihat salah di matanya.
"Kita keluar, yah.." Hadyan langsung menuntun Tasia keluar dari aula lagi. Mereka berakhir di pinggir taman, tempat Tasia tadi merenung untuk waktu yang lama.
"Besok kita akan pulang. Kau sudah tidak nyaman berada disini, ya?" Tanya Hadyan lembut dengan mengusap punggung permaisurinya yang masih terasa agak hangat.