Tasia mulai membuka baju kembennya yang berlapis-lapis. Begitu tubuhnya sudah terbebas dari pakaian, ia langsung merenggangkan seluruh anggota tubuhnya, terutama kedua kakinya yang terasa sangat pegal. Rasanya semua sendi tulangnya menjadi karatan karena tidak bisa leluasa bergerak selama seharian. Tasia membasuh wajahnya dan bembuka kepangan yang membuat kulit kepalanya terasa sakit.
"Aku tidak bisa membayangkan kalau jadi bangsawan wanita yang lain. Harus mengenakan pakaian ini dan rambut dikepang seumur hidup. Mungkin aku akan mati pelan-pelan jika begini terus." Ucapnya sendiri.
Sebuah helaan nafas panjang mengiringi kedua tangan Tasia yang membuka lemari pakaian. Ia mengambil sebuah sarung kemben besar yang adalah baju tidur wanita disana.