Jendral Aruna dengan sigap langsung melangkah masuk ke dalam ruangan kapal. Ia mengetuk pintu kamar sang raja lalu berlutut hormat dengan salah satu kaki menekuk ala kesatria.
Hadyan muncul dari balik pintu, ia langsung mendongak dengan wajah serius "Kapal kita diserang pemberontak, yang mulia." Ucapnya.
Hadyan langsung mengikutnya keluar dengan langkah tergesa. Siapa yang berani menyerang kapal sang raja ular terkuat ini? Ia sudah bersiap menghabisi dan membinasakan apapun makhluk itu.
Mereka keluar dari dalam kapal dan menutup pintu itu kembali. Seketika wujud Hadyan berubah menjadi setengah ular raksasa dan terjun ke dalam air untuk menghabisi para pemberontak sialan itu.
Wira tersenyum, ia menontoni kekacauan itu dari kejauhan. Rencananya berjalan dengan mulus. Sang raja dan para prajuritnya sibuk melawan anak-anak buah Wira, tanpa mengetahui target utama sang siluman buaya putih tersebut adalah gadis manusia yang merupakan kekasih Hadyan.