Mereka berhenti pada satu gang sempit. Saat Maxi membukakan pintu untuk Lia, dia sedikit mengendus kan hidungnya dan menautkan alis. Oke, ini adalah bau yang asing yang menggoda saluran ectahius dan membuatnya ingin bersin, rasanya rongga perutnya mulai memompa naik turun, menahan mual yang tiba tiba datang menyergap.
Maxi menelan ludah dengan air wajah yang tampak aneh.
"Lia!" Teriak seorang wanita paruh baya dengan dres bunga bunga, Lia segera menyeka bekas air mata yang masih terus turun dari matanya.
"Kau Lia! Ya ampun nak, kau dari mana saja! Kau dari mana saja!" Ujarnya berkali kali, dia memeluk Lia erat, tampak sekali kesedihan di wajah kedua wanita ini, dua duanya tampak terpukul dan berduka.