Carolina terlihat melangkahkan kakinya dengan terburu-buru saat dia hendak kembali ke ruangannya.
"Bodoh… jangan berani-beraninya…. jangan berani-beraninya kamu pergi seperti itu… Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" pikir Carolina yang matanya kini terlihat berair, hendak mengeluarkan air matanya.
Namun, Carolina berusaha untuk menahannya ketika dia akhirnya sampai di depan pintu kamarnya. Dia tidak ingin saat ini larut dalam emosinya dan membuat anaknya melihatnya sedang sedih.
Sejak awal Carolina memang adalah wanita yang kuat, dan tidak ingin orang lain sampai melihat sisi lemahnya. Namun, semenjak menikah dengan Ethan, dia beberapa kali menunjukkan sisi lemahnya di depan pria bodoh itu.
Kali ini, dia tidak ingin melakukannya lagi. Tidak di depan anaknya!
Dulu Carolina tidak mengerti kenapa mamanya berusaha untuk terlihat tegar dan tidak menangis di depannya padahal itu bisa membuat mamanya menjadi lebih baik.