Carolina yang sedang sibuk dengan laptopnya untuk membuatkan website pre-order album fisik Ethan, mengangkat kepalanya dan menatap ke arah pintu depan begitu mendengar suara pin yang dimasukkan, menandakan bahwa Ethan sudah pulang.
Dahi Carolina berkerut ketika melihat suaminya yang baru masuk dengan tampang lesu dan sedih.
"Apakah negosiasinya tidak berjalan dengan lancar?" pikir Carolina ketika melihat ekspresi wajah Ethan.
Carolina langsung menggelengkan kepalanya, kata-kata yang dia susun itu sudah bagus dan Ethan sudah latihan dengan baik. Seharusnya, Ethan berhasil mendapatkan tanda tangan dari perusahaan NamTech.
Melihat Ethan yang hanya diam saja dan secara lesu berjalan ke dapur untuk mengambil minum membuat Carolina memutuskan untuk tidak bertanya dan menunggu Ethan untuk berbicara terlebih dahulu.
Ethan lalu berjalan ke ruang tamu dan langsung duduk di sofa tiga dudukan. Dia menghela nafasnya dan memijit pelipisnya.