Malam ini setelah acara tengah semester selesai Venus lebih memilih untuk membuat otaknya kembali fresh dengan asupan film Drakor. Venus memanglah salah satu gadis pecinta Drakor. Sudah sejak lama ia menjadi pen-Drakor akut.
Saat ini ia sedang menonton salah satu film yang ia tonton saat ini adalah Itaewon class. Ia sangat suka dengan film itu, sudah 5 kali ia menonton film tersebut tapi tak pernah bosan. Setelah film itu selesai, Venus sangat jenuh dengan suasana yang begitu-begitu saja.
Ia ingin pergi keluar untuk jalan-jalan dan membeli makanan ringan di supermarket depan kompleks nya. Ia berjalan menuju bawah untuk berpamitan dengan Mamanya.
Ia melihat mamanya tengah asik menonton televisi sendiri dengan ditemani beberapa makanan kesukaan mamanya. Ia menghampiri mamanya dan berpamitan dengan wanita paruh baya tersebut.
"Ma Venus pergi sebentar ya." Pamitnya.
"Kamu mau kemana?"
"Venus mau jalan-jalan sebentar mah, sekalian mau beli makanan ringan di supermarket depan kompleks, mah," ucapnya.
"Yaudah, kamu jangan malam-malam ya pulang nya." Pesan mamanya yang tak mau jika anaknya kenapa-kenapa.
"Siap ma, Venus nggak akan pulang malam-malam kok," ucapnya sambil memberikan senyum yang lebar.
Venus melenggang pergi setelah ia berpamitan dengan Mamanya. Saat ini ia tengah tersenyum lebar dan sangat senang dengan suasana malam yang ditemani dengan angin malam yang membuat rambutnya yang terurai berterbangan tak tau kemana.
Ia masuk kedalam supermarket dan mengambil beberapa makanan ringan seperti yang sudah ia pikirkan tadi. Ia mengambil sekitar 5 Snack dan 3 minuman. Setelah ia rasa cukup, Venus segera membayar semua jajan yang ia ambil tadi.
"Mbak ini barang saya." Venus menyodorkan keranjangnya.
"Oh iya mbak. Saya total dulu ya," ucap pegawai tersebut.
"Mbak semua totalnya 80.000."
"Iya mbak, ini uang saya." Venus memberikan uang seperti yang dikatakan kasir itu.
Setelah rasa ia telah menyelesaikan pembayaran dan transaksi ke kasir itu. Venus keluar dari supermarket tersebut lalu berjalan ke arah rumahnya.
Pada saat ia jalan menuju ke arah jalan pulangnya, ia tak sengaja melihat seorang anak yang tengah duduk sambil memegang perutnya. Ia rasa anak kecil tersebut tengah menahan laparnya. Ia menghampiri anak kecil tersebut dan menanyakan apakah anak kecil itu dengan kelaparan atau tidak.
"Dek, adek lapar ya?" Venus bertanya pada anak itu sangat ramah tak seperti Venus biasanya.
"I...iy..iya kak, aku udah 2 hari belum makan apapun," ucap anak kecil tersebut sambil merintih.
"Yaudah dek ini kakak punya sedikit makanan buat adek. Adek makan dulu ya." Venus memberikan makanan yang tadi ia beli kepada anak kecil itu.
Ia memberikan semua makan dan minum yang ia beli karena ia pikir anak kecil tersebut lebih berhak dan lebih membutuhkan daripada dirinya yang beli karena bosan.
"Makasih ya kak makanan nya," ucap anak kecil tersebut yang sebelumnya membuka sekantong kresek tersebut.
"Yasudah kalau begitu, kakak pulang dulu ya dek. Kamu makan yang banyak ya biar nggak sakit." Pesan Venus yang memberikan senyum begitu ramah.
Venus tak tahu jika dari tadi ada seorang laki-laki yang menggunakan jaket hitam tengah melihatnya dari balik semak-semak. Laki-laki memperhatikan bagaimana Venus memperlakukan anak kecil itu dengan sangat lembut. Tak disadari, ternyata laki-laki itu tersenyum dengan sikap Venus.
"Malaikat? Bidadari?". Itulah yang laki-laki itu pikirkan. Apakah hanya kata-kata itu yang pantas buat ia ucapkan.
Venus kini berjalan pulang kerumahnya setelah pergi ke supermarket. Walaupun tadi ia tak berhasil membawa pulang makanan yang ia beli di supermarket itu, namun ia sangat senang dan bahagia karena bisa membantu seorang anak kecil yang kelaparan karena tak makan selama 2 hari.
Ia membuka knop pintu rumahnya yang begitu besar. Bisa dideskripsikan rumah Venus adalah rumah yang sangat diimpikan oleh banyak orang. Rumah yang mewah dengan fasilitas kolam renang, lapangan golf pribadi, ruang karaoke, garasi mobil yang dapat menampung lebih dari 10 mobil, tempat gym, ruang baca / perpustakaan pribadi dan masih banyak yang mungkin jika disebutkan satu-satu bisa sampai next part.
"Assalamualaikum ma," ucap Venus.
"Waalaikum salam Venus. Lah makanan kamu mana?" Hera bertanya dengan meneliti kedua tangan Venus yang kosong.
"Tadi sih Venus udah beli sampai satu kresek mah, cuma tadi pas Venus perjalanan pulang ke rumah, Venus lihat ada anak kecil kelaparan mah," ucapnya yang menarik napas panjang.
"Dan katanya dia belum makan 2 hari mah." Lanjutnya.
"Oh gitu. Mamah bangga sama kamu Venus. Banyak orang memang menilai kamu adalah orang yang cuek dan dingin, tapi mamah tidak pernah menilai kamu seperti itu," ucap mamanya dengan nada serius.
"Iya mah, Venus juga nggak keberatan kok dengan penilaian semua orang. Venus cuma ingin jadi Venus yang sesungguhnya. Dan Venus cuma mau nunjukin jati diri Venus dengan cara Venus sendiri," ucapnya menatap lekat wajah mamanya.
Mamanya hanya senyum simpul. Ia sangat bangga dengan anak satu-satunya ini." Yasudah kamu naik keatas habis itu tidur ya!" Perintah mamanya."
"Iya ma."
Venus berjalan naik ke atas kamarnya dengan bantuan tangga yang menjulur panjang dari atas sampai bawah. Ia menaiki satu persatu anak tangga dengan langkah sedang.
Cklekk...
Pintu itu terbuka dengan menampilkan kamar Venus yang behiyu indah dan besar. Indahnya perpaduan warna baby pink dan putih serta corak bunga sakura yang menambah keindahan lapisan cat kamarnya.
Ia merebahkan di kasur miliknya dengan ukuran sedang. Sprei bermotif sakuran dan bad cover yang senada dengan sprei yang ia gunakan. Ia melihat langit-langit atas kamarnya sambil berpikir sejenak.
Andai yang diposisi anak itu aku. Apakah bisa bertahan hidup? Apakah bisa mencari uang? Apakah aku bisa? Dan apakah aku akan sekuat dan setegar anak itu?" Pikirannya tertuju pada anak kecil itu. Ia sangat merasa kasihan dengan anak kecil itu. Ia tak bisa membayangkan jika yang diposisi anak kecil itu adalah dirinya.
Ia keluar sejenak ke arah balkon kamarnya. Seperti biasa, ia melihat langit malam dengan bintang yang bertebaran dimana-mana. Ia sangat senang dengan lukisan indah yang Tuhan ciptakan. Ia menjadikan langit dan bintang menjadi perumpamaan untuk dirinya.
Langit malam dengan ciri khas yang identik dengan suasana yang dingin dan warnah yang gelap. Dan bintang adalah orang lain yang dapat mengubah dirinya menjadi sosok lain. Bintang dengan segala keunikannya dan kecantikannya dapat memberikan kehangatan serta kenyamanan untuk sang langit.
Dia berharap suatu saat ada orang yang datang dalam hidupnya yang tanpa sadar membuat sifat lain dari dirinya muncul mengganti kan sifat dinginnya sekarang.
Ia menutup kembali pintu balkonnya dan merebahkan tubuhnya dia tas kasur. Ia sudah terlelap dengan sahabatnya. Sahabat yang menjadikan ia tahu apa itu mimpi sesungguhnya, mimpi yang bukan hanya sebuah buang tidur.