Nanda yang ada juga di sana sama sekali tidak menyahut. Dia langsung berdiri ketika mendapatkan pesan dari seseoang.
"Aku pergi dulu, ada masalah kerjaan sekarang," pamit Nanda bohong.
"Aku anter."
Nanda melirik Dara kemudian Randu. "Gak usah, aku bisa pergi sendiri. Kalo malam belum balik aku di rumah temen ya."
Nanda menyesap tehnya di sebuah kafe yang ada tak jauh dari apartemen milik Randu. Dia tengah menunggu seseorang yang tadi mengajaknya untuk bertemu.
Melihat ke jendela. Gerimis sudah mulai turun lagi membuat perasaannya semakin tidak enak jika dia terus membayangkan ada Dara di dalam apartemen tersebut tidak hanya dirinya.
Nanda menghela napasnya, kemudian dia menatap cangkir di mana isinya sudah habis separuhnya. Tetapi yang dia tunggu belum juga datang.
"Hai, sorry lama. Macet soalnya."
Nanda menoleh ketika mendengar sebuah suara muncul. Dia tersenyum saat seorang lelaki kemudian duduk di hadapannya.
