Aku berjalan melewati ruang accounting dan tiba di meja sekretaris utama. Tertera nama dimeja Sulis 'nama yang biasa' dalam hatiku. Sulis menatapku tajam dan berkata, "ada perlu apa?"
"Saya diminta pak direktur untuk keruangannya setelah jam makan siang" jawabku.
"Apa benar? karena selama ini pak direktur tidak pernah meminta seperti itu"
"Ya silahkan anda informasikan pada pak direktur" jawabku singkat.
Tanpa basa basi ia langsung mengambil gagang telepon dan berbicara dengan ekspresi terkejut. "Silahkan masuk bu Miya, saya tidak tahu kalau itu anda" ia berbicara sambil berdiri.
"Terimakasih bu Sulis" jawabku dengan ekspresi wajah kebingungan, karena aku berpikir bahwa satu perusahaan tidak mungkin tidak saling kenal.
Ketika aku membuka pintu perlahan dan menengok kedalam, aku melihat wajah dengan ekspresi serius mengarah pada beberapa dokumen. Aku pun bersuara, "Siang pak, bapak tadi memanggil saya?"
Pak direktur mengangkat kepalanya dan berbicara, "Silahkan duduk di depan saya, tunggu sebentar saya sudah memesan minuman sembari menunggu saya memeriksa dokumen ini"
"Baik pak" aku duduk dan melihat papan nama pak direktur KEVIN OCTAVA ARTARAJASA. 'Begini nih keluarga kaya' kataku dalam hati.
"Ok, sekarang kita bahas idemu" katanya tiba-tiba.
"Baik pak," aku menjelaskan bagaimana ide itu bisa dijadikan promosi dalam perusahaan.
"Saya akan buatkan tim promosi untuk proyek ini, pastikan timnya dan perjuangkan semuanya"
"Baik pak" aku menunduk dan mohon undur diri. Aku berjalan melewati lorong kantor dan berhenti di salah satu anak tangga lalu memegangi kepalaku. "Haruskah aku? Aku hanya kasih ide" kataku pelan.
"Aku pengen lihat kemampuannya," seseorang tersenyum melihat punggung Miya yang menghilang dibalik pintu.