Weekend, hari yang penuh dengan kebebasan, yeahhhhhh..... Malas-malasan ku buka mataku perlahan dari balik selimut, teriakan mami menggema di depan pintu kamarku, huahhhhhh....
Kalau sudah begini acara malas-malasanku pupus sudah, pasti mami menginginkan sesuatu.
"iya miiiiii.... "teriakku dengan suara yang masih sarat dengan aura ngantuk
"yoannn.....bangunnnnn donk, kamu lupa ya hari ini mau antar mami ke rumah tante achi"teriak mami mengalahkan suara tukang sate keliling, dengan malas ku sibakkan selimut yang membungkus manis tubuhku
"iya iya, yoan mandi dulu deh"balasku
suara gumaman mami terdengar menjauh tapi masih sempat ku dengar"....anak perawan.... ".
Dengan muka membrengut ku bawa bidadari surga ini ke tempat tante achi"alah manyun... Mami ajak shoping pasti reda"kata mami percaya diri, aku hanya melengos kesal.
"anak perawan mami tiap weekend gak pernah kelihatan keluar, kecuali ngintilin mami, apa kamu gak punya acara sendiri gitu?"aku mengernyitkan dahi bingung"tiap weekend acara yoan kan cuma jadi supir mami, kapan yoan bisa gaul sana sininya mi"jawabku merajuk
"benar begitu ya? Hmmmmmm, jadi mami yang salah donk? "aku kembali melengoskan mukaku dengan kepura-puraan mami, aku hanya bisa menggerutu di dalam hati.
Setelah sampai rumah tante achi, mami sudah melupakan kehadiranku, sibuk cupika cupiki dengan sahabat-sahabat SMAnya, jadi daripada bengong ku langkahkan kaki ku ke halaman belakang rumah tante achi, aku sudah familiar dengan rumah tante achi sahabat mami dari kecil, sudah selayaknya seperti saudara.
Ku surai rambut pendek ku perlahan, lalu memilih kursi malas di depan kolam koi kesayangan om dewa suami tante achi,ku keluarkan smartphoneku dan aku akhirnya tenggelam dalam games yang lagi viral-viralnya.
Entah berapa lama aku bermain games itu, tanpa sengaja ujung mataku melihat sepasang kaki yg berbalut heels hitam, berdiri tak jauh dari tempatku duduk, mau tak mau aku pun menengok pemilik kaki tersebut, deg..... perempuan itu, perempuan yang ada di cafe kemarin.... Dug dag dug dag.... Tiba-tiba jantungku bertalu-talu.
Si pemilik kaki jenjang itu sedang tersenyum ke arahku"hai....hello.... Haiiiiii"sapanya berkali-kali sampai aku tersadar kembali dari rasa terkejutku
"ehh iya iya... Hehe... Hai"aku buru-buru berdiri dan membalas sapaannya, dengan gugup kembali ku surai rambutku dengan jari, perempuan itu lalu mendekat, aku tak sanggup bergerak,mataku menatap terpesona ke arahnya, parfumenya menusuk hidungku, saat dia berdiri di depanku
"rasa-rasanya aku pernah melihatmu... Tapi... "dia mengerutkan dahinya,berpikir
"hehe iya... Kemarin.... Di cafe S"ujarku cengengesan
"ohhh"dia mengangguk-ngangguk seperti baru ingat"aku alya, teman mba achi, kmu? "dia menyodorkan jemarinya ke depanku, dengan gugup ku genggam"yoana"jawabku,alya menarik jemarinya yang berada dalam genggamanku.
Kalau dia teman tante achi pasti umurnya sepantaran tante achi atau mami, bathinku menebak-nebak
"ehem...teman tante achi? Seriusan ka? "tanyaku tak percaya, alya tersenyum mendengar pertanyaanku"kenapa? Gak percaya? "ku anggukan kepalaku, dia tertawa kecil sebelum menjawab ketidak percayaanku"aku adik kelas mba achi waktu SMA"jelasnya
"ohhh...tapi kaka gak kelihatan setua... "belum sempat aku teruskan tante achi muncul di depan kami
"siapa yang tua yoan? Hmmmm kami tidak tua, kami ini tetap gadis 17 tahun lho, benar kan alya"kerling tante achi jenaka sambil memeluk alya, alya terkikik geli"iya mba kita gak tua kalau lagi ngumpul begini"lalu mereka berdua tertawa geli, hanya aku yang nyengir sambil garuk-garuk kepala.
Acara di rumah tante achi berakhir hampir jam 6 sore, aku yang biasanya bosan dengan acara-acara mami, entah kenapa hari ini bisa aku nikmati, dan malah gak biasanya aku gabung dengan mereka, ikut mendengarkan mereka bergosip, bercanda dan malah terkadang mereka membullyku karena keseringan ngintilin mami,hehe....
Alasan sebenarnya sih karena kehadiran alya, ehem.
Entah bagaimana aku bisa bertukar nomor hp dengan alya, tapi aku gak peduli,yang terpenting....aku bahagia dan gak nyesel nganterin mami arisan.
Seminggu berlalu, walau pun aku punya kontak alya, tapi aku gak ada keberanian untuk memulai menghubunginya.
"yoannnnnnnnn.... "teriakan mami menggema di dalam rumah, aku yang sedang termenung bingung bengong memandang kontak alya di hpku, sukses terjungkal dari atas kasur"yessssss miiiiii... "teriakku membalas teriakan mami
"sini sebentar deh"sambil mengusap-ngusap bokongku yang sukses mencium lantai dengan keras, berjalan keluar kamar dan turun kelantai bawah
"apa sih mi? Bikin kaget aja"gerutuku
"mami udah cantik belum sih? "tanya mami sambil berputar-putar di depanku, astaganaga cuma butuh sebuah penilaian teriakan mami bisa membangunkan orang mati sekalipun, ckckckck.
Setelah berlagak sebagai juri, ku acungkan ke dua jempolku di depan mami"cucok meong mi.. "pujiku sambil ngeloyor pergi
"eh eh eh... "mami menarik bajuku"kamu gak ada acara kemana-kemana kan? "tanya mami, hah pasti deh
"kemana mam? "pertanyaan yang telak"hehehe...anter mami ketemu alya yuk? "what? Alya? "asyiapppppp.... Yoan ganti baju dulu mam"tanpa menunggu jawaban mami aku langsung lari ke kamarku.
Mami memberitahuku dimana akan bertemu alya, dan aku langsung menuju tempat itu.
Ada perasaan yang gak bisa aku pahami, senang, nervous dan takut, nah kan gak paham kan? Iya ahayyy.
1 jam kemudian kami sudah sampai di sebuah restoran di bilangan kemang,setelah memarkirkan kendaraanku, aku dan mami masuk ke dalam restoran itu.
Di meja pojokan, sosok alya terlihat ketika dia melambaikan tangannya ke arah kami.
Mami menyeretku tanpa ampun"hai darling... "sapa mami sambil capcipcup dengan alya"halo ka.. "sapaku menyodorkan telapak tanganku gugup"hai yoan... "alya meremas jemariku di genggamannya, aku sedikit terkejut dengan remasan alya, entah apa maksudnya.
Setelah berbasa-basi akhirnya makanan yang kami pesan datang, kami makan dengan tenang di selingi dengan senda gurau, tak terhitung entah berapa kali kami bersirobok tatap, dan itu membuatku semakin gak menentu, kadang alya mengerling jenaka ke arahku, hampir membuatku tersedak, mami sampai kaget di buatnya"makanya pelan-pelan kalau minum nak"ucap mami sambil menepuk-nepuk punggungku pelan. "aku ke toilet dulu ya mi"pamitku,mami hanya mengangguk pelan tanpa melihatku.
Di dalam toilet ku basuh mukaku dan mematut diri di depan cermin, saat aku mengeringkan tanganku dengan tisu, pintu toilet terbuka, tanpa menoleh aku melihat sosok alya dari bayangan cermin.
Alya mendekatiku perlahan, dan tiba-tiba memelukku dari belakang, aku kaget dan terdiam mematung, beberapa saat otakku blank, kosong melompong, hembusan nafas alya di cuping telingaku, menyadarkanku
"aaalyaa..."bisikku gugup, aku takut ada orang lain yang memergoki kami"aku suka kamu yoan.... "bisik alya di telingaku, membuatku merinding, ku balikkan badanku, dan syuuttttttt.... Alya sudah melahap bibirku dengan nafsu, tanpa melepaskan ciumannya, alya mendorongku ke dalam toilet, dan mengunci pintunya.
Alya semakin berani menggesekan bagian-bagian sensitifnya ke badanku, mau gak mau, aku pun tersulut serangan alya.
Tanpa keraguan, ku usap-usap bokong montoknya dari balik rok pendeknya, perlahan kubuka kancing blouse yang di pakai alya, dan ku temukan dua gunung kembar yang ranum, ku remas-remas bergantian.
Lalu jariku menyelinap ke balik branya, memainkan puting alya, alya mendesah di dalam mulutku, ku lepaskan bibir alya, dan ku jilat cuping telinganya, desahan alya semakin tak terkendali, lidahku dengan lincah menjilati leher jenjangnya yang putih, ku hisap-hisap dan ku gigit-gigit.
Sambil membuka pengait depan bra alya,bergantian ku mainkan putingnya yang coklat kemerahan, alya semakin mendesah hebat, ku usap-usap, bagian sensitifnya yang telah mengeluarkan cairan di jemariku, tak ku lepaskan lidahku dari putingnya.
Tanpa membuka underwear nya ku telusupkan jariku, ku mainkan jariku di atas klitorisnya, alya mendongak kenikmatan, lalu ku desakan badan alya ke dinding toilet.
Ku angkat satu kakinya agar melingkari pinggangku, untungnya tinggi badan kami hampir sama, alya mengaitkan kakinya kepinggangku.
Jariku semakin lincah bermain di area sensitif alya, alya meraih wajahku, dan menciumku dengan rakus, bernafsu, kembali ku permainkan putingnya bergantian, alya semakin mendesah-desah.
"ahhh yoannnnn.... Mmmmmm"ceracaunya pelan, aku semakin kehilangan akal sehat mendengar desahannya
Semakin dalam jariku mempermainkan area sensitive alya yang telah banjir dengan cairan kenikmatannya, dan tanpa berhenti ku jelajahi telinga, leher dan dua bukit kembarnya dengan bibirku.
Tiba-tiba alya mengencang, semakin cepat ku permainkan jemariku, dan ku masukan lidahku ke dalam mulut alya,
"ahhhhh.... Yoannnn.... I come.... Ohhhhhhh"jeritan alya tertahan di dalam mulutku, tubuh alya menghentak-hentak, dan bergetar hebat seiring banjirnya cairan orgasme alya di jemariku, ku permainkan jariku menyambut orgasme alya.
Pintu toilet terbuka tiba-tiba, aku dan alya saling membekap mulut dan cepat-cepat merapikan diri kami, setalah di rasa cukup aman, aku dan alya keluar dari kubikel toilet itu.
Alya pergi duluan setelah mengecupku di pipi, sambil membasuh tanganku, aku tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian barusan.
"lama banget kamu di toilet nak"gerutu mami, sambil membrengut,ku kecup puncak kepala mami
"yoan ketemu teman tadi di depan toilet, jadi tadi kita ngobrol dulu, maaf yaa lama"jelasku sambil melirik alya, alya tidak membalas lirikanku, hanya tersenyum penuh arti ke arah mami.
"oohhhh,kirain kamu kenapa-napa....urusan mami sama tante alya sudah beres, kita antar tante alya pulang yu yoan,kan satu arah,gimana alya? "tanya mami meminta persetujuan alya
"boleh ka kalau gak keberatan"jawab alya.
Setelah membayar makanan Kami, kami beranjak ke parkiran, mami mengusulkan agar alya duduk di kursi penumpang depan. Aku hanya bisa tersenyum senang, alya ini walau umurnya sudah 40 tahun, tapi masih kelihatan seperti berumur awal 30 tahun, tapi usia gak melarang seseorang untuk saling menyukai kan.okay,correct.