***
Kisah ini aku tulis untuk mengenang salah satu seniorku di sebuah hotel ketika aku prakerin semasa SMK.
Beliau adalah senior yang baik dan selalu memberi aku suport ketika aku merasa lelah menjalani prakerin dengan senior lain yang serem abis.
Alfatehah untukmu Mas.
Semoga kamu tenang dialam sana.
Terimakasih sudah pernah memberikanku waktu yang indah walau hanya singkat.
(Nama tokoh dalam cerpen ini bukan nama sebenarnya)
***
Tahun 2007
Aku Nisa, siswa SMK perhotelan dan pariwisata swasta.
Prakerin adalah sebuah kewajiban dalam sekolah SMK, biasanya minimal kita harus menjalani 6bulan masa prakerin dalam 3tahun ajaran.
Bisa dalam satu hotel atau bisa lebih.
Dan kebetulan aku mengambil tiga kali prakerin, yaitu ditahun pertama, tahun kedua awal dan tahun kedua akhir.
Dan kali ini adalah prakerin ketiga aku, aku ambil di tahun kedua akhir, tahun pertamaku awal, aku prakerin di sebuah restoran yang terkenal di daerah Batu, malang.
"Bethania"
Restoran yang terkenal dengan olahan ikan guramenya, banyak banget artis yang sudah pernah menyambangi rumah makan tersebut, selama aku prakerin disana pernah bertemu dengan mika tambayong juga band yang sangat terkenal pada tahun itu (aku lupa namanya. Hehehe)
Tahun kedua awal aku ambil prakerin keduaku disalah satu hotel di batu.
"Surya hotel" namanya.
Tapi bukan di restoran dan juga hotel ini yang akan aku ceritakan kisahku, tapi disebuah hotel berbintang 4 di kota malang, hotel "Gajahmada" namanya.
Aku menjalani prakerin ini ditahun kedua ku akhir.
Awal mengajukan proposal prakerin aku sempat minder, karna tubuhku yang mungil, kurus, item takut tidak bisa masuk kesana. Karna notabene teman-temanku yang sudah mengambil prakerin disini ditahun pertama sangat tinggi-tinggi badannya. Walau didalam segi pelajaran insha Allah aku lebih unggul kala itu (hehehe), alasanku minder juga jelas, karna biasanya disebuah hotel penampilan adalah yang utama, apalagi yang akan langsung berhadapan dengan tamu secara langsung.
Tapi ternyata setelah bertemu dengan manager yang juga sedikit mungil menurutku kala itu, aku menjadi kembali percaya diri lagi, ditambah kita di wawancara dan mendapatkan kabar baik saat itu juga membuat kita semakin bahagia dan lega, dan kita bisa mulai prakerin seminggu kemudian.
Kita bertiga (saat itu aku mengajukan proposal prakerin dengan 3orang temanku), kami merasa sangat bahagia, karna setidaknya setelah ini kita sudah mendekati final prakerin, setelah ini kita bisa fokus untuk ujian praktek dan ujian nasional kelas 3 nanti.
Sepulang dari hotel, kita langsung berkeliling di sekitar hotel untuk mencari tempat kost selama 3bulan kedepan, karna tidak mungkin kita pulang pergi. Jauh cintaa... Malang karangkates memakan waktu hampir 2jam naik angkot.
Alhamdulillah hari itu juga kita dapat kost murah, 400rb sebulan dan dibagi bertiga. Karna satu kamar Alhamdulillah kita dapat 3kasur.
Satu minggu kemudian kita kembali lagi ke hotel, sudah dengan pakaian rapi, atasan kemeja panjang warna putih, rok span hitam, sepatu vantofel dan jepit rambut di bagian belakang. Kita siap untuk menjalani prakerin dengan bahagia.
Hari pertama kita diajak berkeliling, mengenal department-department yang ada di dalam hotel, tempat absensi, dapur, tempat ganti dan lain-lain, juga pembagian tugas.
Dimana di bulan pertama aku ditempatkan dibagian restaurant.
Wah, aku bahagia banget. Karna memang waitress adalah bagian yang paling aku minati semasa aku sekolah di SMK perhotelan dan pariwisata ini.
Melayani tamu untuk makan, melihat mereka bahagia dan kenyang dengan apa yang kita hidangkan, walau bukan kita yang memasak, tapi kita merasa puas dengan melihat mereka puas dan bahagia, dan yang paling aku suka adalah ketika tamu memberi uang tip selesai makan. Ehehehe (ketawa puas)
Hari pertama perkenalan, aku terpaku dengan senior yang sangat ganteng menurutku.
Tubuhnya yang tinggi, wanginya yang adem, kulitnya yang tidak putih juga tidak hitam, penampilan yang rapi dan senyumnya yang manis membuat aku semakin semangat di hari pertama. Ah, mengingatnya pun aku masih suka senyum-senyum sendiri.
Mas Firman namanya.
"Halo adik manis, namanya siapa?" Sapa mas Firman kala itu, ketika aku sedang menyiapkan meja untuk breakfast.
"Hmm. Nisa mas" Jawabku gugup, halah nyium parfumnya aja udah buat aku bingung gak berani menatap kearahnya, hanya bisa mengangguk. Apalagi kala itu memang aku sangat pemalu dan suka minder, tidak percaya diri.
"Salam kenal Nisa, aku Firman" Balasnya dengan mengulurkan tangannya.
Alamaak, aku harus gimana ini? Dengan gelagapan dan malu-malu aku jabat tangannya.
Hmm, anyes mak. Sampe ke dalam hati rasanya. Hehehe.
Setelah hari itu ketika aku standby di pintu masuk restoran mas Firman suka sekali godain aku, dia tahu aku pemalu, jadi sengaja banget dia godain, yang tiba-tiba nyolek pipiku lah, yang nyenggol nyenggol lah, sampai aku suka gonta ganti tempat berdiri karna malu. (Hahaha, Andaikan hari itu adalah hari ini udah aku caplok njenengan mas. Hahaha.)
Alkisah akhirnya aku tau kenapa mas Firman suka banget godain aku, ternyata karna aku mirip banget sama pacarnya yang notabene adalah kakak kelasku sendiri. (Ambyar mas brow. Hehehe)
Dan aku jadi ingat, ternyata bukan di hotel ini kali pertama aku bertemu mas Firman.
Kala itu sepulang sekolah, aku lihat mbak Shanti dijemput pacarnya, karna rumah kita searah, aku jalan dibelakang mbak Shanti.
Dan aku inget banget saat itu nggibah sama temanku.
"Mbak Shanti beruntung banget ya, pacarnya ganteng banget, tinggi" Begitu kata-kata ghibahku bersama teman-teman kala itu.
Dan saat itu juga aku sempat lihat mbak Shanti lap keringat pacarnya di dalam angkot, karna nemenin jalan yang lumayan jauh untuk ke tempat angkot menunggu. Hari itu juga aku sudah mengagumi mas Firman dari belakang, tapi aku benar-benar tidak tau kalau ternyata pacarnya mba Shanti adalah mas Firman seniorku ini" dunia memang tidak selebar daun kelor gess.
"Lihat deh Fir, kok bisa mirip banget ya sama pacarmu, manisnya, itemnya, yakin kamu bukan adiknya Shanti?" Celetuk salah satu seniorku kepadaku juga kepada mas Firman.
"Bukan mbak, mbak Shanti hanya kakak kelasku" Jawabku malu-malu.
"Itulah yang bikin aku suka mbak, bukan karna mirip wajahnya, tapi sikapnya juga mirip, bikin aku gemes" Jawab mas Firman asal banget.
Dan itu berhasil buat aku salah tingkah.
Setiap hari setiap kali aku masuk shift malam, mas Firman selalu berpesan untuk menunggunya, karna dia akan menemani aku jalan sampai ke kost, karna dia tau jalan ke arah kostku lumayan sepi dan gelap.
Hari demi hari kami semakin dekat, suka saling membalas Sms dan mengingatkan untuk Shalat, juga makan.
Setiap pekerjaanku terasa berat selalu dia ambil alih agar aku tidak merasa kecapek an, mengeringkan piring dan sendok garpu di pantri pun selalu duduk di depanku dan memandangiku, dan itu sukses membuat aku selalu mengahadap kebawah salah tingkah.
Pernah hampir aku jatuhkan piring yang aku lap ketika dia diam-diam menatapku dan berkata "manis kamu dek!" (Alamaaak meleleh kayak es krim kepanasan aku kala itu)
Hari itu aku masuk sift pagi bersama mas Firman, dan yang lainnya juga banyak, tapi aku persingkat saja ya. Kalau aku ceritain terlalu detail gak cukup waktunya, hehehe.
Ketika aku sudah pulang, selesai tanda tangan kehadiran, ditariknya tanganku "bareng dek, tunggu aku absen, jangan pulang dulu!" Perintahnya.
(Okeey booos, gembira hatiku kala itu gess, merah mukaku, gemeter kakiku. Hehehe)
Selesai mas Firman absen, kita jalan beriringan.
"Nanti malam ada acara?" Tanya mas Firman
"Belum ada sih mas, kenapa?"
"Nanti malam temenin makan ya?"
"Hmm, iya Insha Allah mas"
"Bagus, nanti aku sms ya kalau mau jalan" sambil di elusnya rambutku.
Aku terdiam dan hanya membalasnya dengan anggukan ringan.
Dia lepas tangannya dari kepalaku dan memasukkan tangannya ke saku jaketnya.
***
Malam pun datang, mas Firman ternyata serius dengan ajakan makan malamnya, aku bilang habis magrib aja kita jalan.
Tepat 15menit setelah magrib mas Firman mengirimiku pesan singkat.
"Dek, udah selesai shalatnya?, Bisa jalan sekarang?"
"Iya mas, Nisa tunggu di depan gang ya!"
Aku membalas pesan itu dengan senyum senyum sendiri, entah sejak kapan aku mulai berani seperti ini. Apa karna elusan rambut dari mas Firman tadi sore? Gak tau lah. Yang pasti aku bahagia sekali malam ini.
Aku keluar dan bertemu mas Firman di ujung gang, kita jalan beriringan menuju tempat makan di pinggir jalan dekat hotel.
Ngobrol hal gak penting dan gak jelas, menikmati aroma malam dan parfum mas Firman yang adem banget.
Menikmati suara dia yang berat dan ramah.
Tiba-tiba saja, dari arah yang berlawanan mantan pacarku muncul, sebut saja namanya Adnan.
Aku kaget dong, bingung dong, harus gimana.
Karna memang mantan aku sms kemaren katanya mau main ketempat kost, tapi aku gak nyangka kalau dia bakal datang malam ini.
"Mas Firman, maaf. Sepertinya itu mantan aku, kayaknya aku gak bisa nemenin mas Firman. Maaf ya mas!" Kataku gelegapan.
(Dan keputusan itu gessss, aku sesali sampaaaaaai detik ini. Sumpah nyesel banget aku ninggal mas Firman kala itu demi laki-laki breuengsuek ini. Kalau aku tau dia breuengsuek pada akhirnya. Aku gak akan ninggalin mas Firman dijalan sendiri dan memilih diaaaa.huft)
"Iya, gak papa. Pergilah!" Dengan lirih dan aku yakin sekali melihat kekecewaan dalam raut mukanya. Karna dia ambil sapu tangan di sakunya dan memainkannya seolah pingin merobek tapi tidak dia robek. Di plintir plintir dan di pukulkan ke udara. Aku yakin pasti itu cara dia melampiaskan amarahnya.
Adnan berhenti ketika melihat aku tiba-tiba ada dijalan.
"Hey, mau kemana?, Aku mau ke kost kamu"
"Eh, ini mau nyari makan sama senior aku" Jawabku ringan
"Owh. Ayo aku anteri aja!"
"Nggak deh, aku udah gak laper, kita ke kost aja yuk. Ada Peni di kost" Tolakku.
"Owh oke. Ayo naik" Adnan menepuk jok belakang isyarat menyuruhku naik motornya.
Tanpa kata, aku langsung naik dan ikut dia.
"Mari mas" Pamit Adnan kepada mas Firman
"Iya" Jawab mas firman singkat.
Sambil berlalu pandanganku tetap ke arah mas Firman dan dari jauh aku tau dia sangat kecewa, karna langkahnya terhenti beberapa lama. Menatap kebawah.
Memainkan sapu tangannya dan menendang kosong keudara.
"Maaf mas Firman, Maaf" Ucapku lirih.
Bersambung....