Mungkin karena terlalu kelelahan sehingga Namara tertidur lagi setelah mencuci seluruh tubuhnya. Dia tidur sangat lelap dan baru terbangun ketika matahari naik ke puncak.
Hari benar-benar sudah siang. Namara melihat Atne yang sedang menuliskan sesuatu di kertas. Untung yang ada di ruangan ini Atne, bukan Eros. Dia tidak memiliki banyak nyali untuk berhadapan dengan pria itu.
"Kau sudah bangun? Sepertinya kau sangat kelelahan," ucap Atne tanpa memalingkan kepala.
Wajah Namara langsung memerah. Apakah Atne tahu apa yang terjadi tadi malam? Dia tidak tahu harus merespons bagaimana. Untungnya Atne tidak membahas itu lebih lanjut.
"Kemarilah. Aku ingin memberi tahumu beberapa hal," ujar Atne.
Namara pun segera mendekat. Dia melihat hal-hal yang Atne tulis. Itu adalah beberapa resep yang entah untuk apa fungsinya.
"Apa yang kau rasakan setelah segel terbuka?" tanya Atne.
"Aku … bisa merasakan kehadiran seseorang."