Chereads / Rere dan Fero / Chapter 3 - BAB 3

Chapter 3 - BAB 3

Fero pov

"Melihat nya saja aku sudah salting apalagi di peluk" ucap rere pelan , mungkin ia kira aku tak mendengarnya. Padahal suara nya jelas terdengar olehku.

"kamu mau aku peluk" godaku

"haa apaan sih siapa juga yang mau dipeluk sama kamu" jawab nya dengan wajah memerah. Aku benar benar gemas melihat tingkah nya.

Persahabatan, itu status kami sekarang. Tapi lihat saja tak lama lagi semua orang akan terkejut dengan apa yang akan ku lakukan. Aku hanya menunggu waktu yang tepat. Aku tersenyum lebar mengingat rencana yang sudah tersusun rapi di otakku.

Rere, dia benar benar menarik perhatian ku sejak pertama kali kami berkenalan. Gadis cantik dan imut di depan ku ini sangat menarik. Dia pintar, cantik, primadona di SMA bahkan sejak SMP iya sudah banyak digilai oleh siswa laki-laki di sekolah. Maka dari itu aku selalu ada di sekitarnya untuk mengusir para kumbang-kumbang jantan darinya.

Aku bahkan sudah menyukai nya dari awal โ€“awal pertemanan kami, tapi aku tak ingin kami berpacaran dulu. Apasih yang patut dibanggakan dari pelajar SMP , uang jajan saja masih diberi orang tua. Dia tak tau saja kalau rasa ini sudah terlalu dalam padanya.

Aku menatap rere yang sedang menikmati potongan cake red velvet di depannya.

"ngapain liatin aku begitu" sadar saat aku terlalu lama menatapnya, aku hanya tersenyum sambil menyeruput jus strawberry di depanku dengan gelengan kecil.

"kamu beneran gak mau kasih tau aku kamu kuliah dimana" Tanya rere dengan raut wajah serius

"ntar aja" acuh ku

"kamu mau kuliah jauh jauh dari aku ya" katanya dengan muka cemberut, aku hanya tersenyum menanggapi.

"dari tadi senyum aja, jawab kek" ucap nya makin judes

Terkadang aku suka melihat wajah cemberut marah marah nya itu, tapi gak boleh lama karna dia mudah sekali ngambek dan kalau sudah ngambek maka siap siap saja semua orang akan dicuekin olehnya.

"pulang yuk" ajak rere setelah dia menghabiskan cake dan minuman di depannya.

"ayo, pamit kakak kamu dulu ya"

Setelah itu kami pun pamit pada kak bila dan aku kembali melajukan mobil menuju rumah. rumahku dan rere hanya berbeda 3 rumah saja, dan itu memudahkanku apabila merindukannya (hehehe) aku tersenyum membayangkannya.

Di perjalanan kami tak banyak berbicara hanya membahas kampus yang dipilih oleh rere. Rere memilih jurusan desain mode karena memang dia berbakat dibidang itu. Bahkan sejak kelas 2 SMA rere sudah membantu mama nya mendesain dress dress yang cukup diminati pelanggan butik mamanya. Sedangkan aku, aku belum bisa memberi tau rere universitas mana yang akan ku pilih.

***

Pukul 7 malam aku menjemput rere di rumah nya, ia sudah siap dengan pakaian kasualnya. Kami pun pamit pada orang tua rere.

"mau kemana fer" sapa kak dean saat menuruni tangga

"ke mall kak nemenin rere cari kado buat sila"

"alah manja, cari kado aja minta temenin" ejek kak dean pada rere yang berjalan di sampingku. Kudengar rere mendengus "sirik aja dasar jomblo" ejek rere balik tanpa sadar statusnya yang juga jomblo.

Kak dean tertawa mendengar ucapan rere "emang kamu punya pacar? Siapa? Emang ada yang mau sama kamu, dasar manja" kak dean semakin tertawa puas.

"dasar dokter gila" kesal rere dengan wajah cemberut, aku yang melihat tingkah mereka pun hanya tertawa pelan. Aku pun menghentikan aksi ejek mengejek itu " duluan ya kak mau nemenin calon istri belanja" ucapku sambil merangkul tubuh mungil rere dengan lengan ku.

"hati hati fer, bawa pulang calon istri dengan selamat ya" tawa kak dean masih terdengar saat aku dan rere keluar menuju mobil. Rere sepertinya juga tak terganggu dengan rangkulan ku di pundaknya. Pipi nya tampak merona saat aku membukakan pintu mobil untuknya.

Setelah itu aku mengemudikan mobil dengan santai, beberapa menit tak kudengar ocehan rere disampingku. Saat aku mengalihkan pandangan padanya mata kami saling bertatap tapi ia langsung mengalihkan tatapan ke depan tak ingin aku tau kalau sedari tadi ia menatapku dengan mata indahnya.

"kita mau makan malam dulu apa nyari kadonya dulu re"

"makan dulu aja ya, aku mau seafood tapi" jawabnya semangat. Aku hanya mengganguk dan fokus mengemudi kembali, melihat jalanan yang cukup macet. Tak ada percakapan antara kami hanya terdengar alunan suara merdu shawn mendes- fallin' all in you dari mp3.

๐Ÿ’›๐Ÿ’›๐Ÿ’›