"A-aku ... hanya ingin memberikan ini," ucap Yena sembari menyodorkan selembar paripus yang dilipat rapi.
Perkataan Yena mengembalikan pikiran Hazard ke dunia nyata. Bagaimana dia tidak terpesona? Kalau wanita di hadapannya sekarang terlihat lebih berkilau dari hari-hari biasanya. Bibir merah muda dengan rambut yang digerai, membuat Yena seakan berubah menjadi wanita sepenuhnya.
"Kau habis bersolek?" tanya Hazard langsung ke intinya tanpa basa-basi. Itu mengakibatkan rona merah di wajah Yena bertambah banyak.
"Ti-tidak! Pokoknya terima ini saja. Itu jawabanku atas pertanyaanmu," sambil memaksa Hazard untuk menerima paripus, "Aku masih ada urusan, permisi!" lanjutnya bergegas balik dan melangkah cepat.
Sayangnya, Hazard berhasil mencengkeram pergelangan Yena. Menahannya pergi. "Mengapa tidak kau sampaikan saja sekarang? Kenapa harus repot-repot menggunakan ini?" Hazard mengacungkan paripus yang dilipat itu agak heran.