Haidar hanya mampu memperhatikannya di balik tirai tenda. Salah satu sudut dihatinya selalu sakit setiap kali melihat ayahnya memperlakukan orang-orang seperti ini.
Tiba-tiba saja, seseorang menepuk pundaknya. Haidar pun berbalik, dan begitu terkejut saat melihat sosok dari orang itu. Sampai suaranya pun tidak keluar sama sekali.
Orang itu menempelkan telunjuknya di bibir. Tampak mengenakan masker hitam. Dan syal merah. Seketika Haidar teringat orang yang pernah membuat kekacauan di kota Roda.
Itu pembunuh gurun!
Namun, bukannya berteriak minta tolong Haidar justru terdiam seribu bahasa. Secepat kilat orang di depannya mencengkeram pergelangan Haidar. Dan membawa Haidar berteleportasi ke sebuah tebing yang tinggi. Mereka berada di celahnya.
"Lepas!" pekik Haidar seraya menarik pergelangannya ke atas, "Mau apa kau membawaku ke sini?!"
"Tenanglah, Pangeran aman di sini."
Haidar menggeleng sambil berjalan mundur. "Bagaimana mungkin, kau itu musuh ayahku!"