Dua minggu terlewat, hampir semua prajurit sudah pulih dari lukanya semasa perang pertama. Kini, Hazard pun sudah bisa beraktivitas dengan normal. Tak ada ancaman yang begitu berbahaya selagi masa perang dingin. Hanya saja, satu hal yang janggal. Nyonya Chayra seperti bukan dirinya setelah penguburan massal hari itu.
Beliau seperti orang lain, itu yang Harith keluhkan pada adiknya lima hari belakangan.
Sejak saat itu, Hazard lebih memusatkan perhatiannya pada Chayra. Sebisa mungkin, berusaha selalu ada di setiap Nyonya Chayra pergi. Saat makan, Hazard duduk di sebelahnya. Saat bertugas, Hazard berupaya mencari alasan agar tetap bisa mengawasi Chayra dari dekat maupun dari kejauhan.
Sampai pada suatu hari, Chayra mengundang Hazard ke tendanya. Dengan berdalih, ingin membahas tentang Raja Altair berdua saja.
"Kapan waktunya?"
"Nanti malam, saya harap Pangeran Hazard tidak sedang sibuk."