"Nama yang cukup bagus."
Angkasa menganggukan kepalanya setelah mendengar dan mengetahui nama Andini, dia kemudian segera mengajak Andini berpindah tempat dia mengajak Andini duduk di sebuah ayunan yang bisa ditempati dua orang. Mereka bercerita sambil berayun-ayun.
"Terima kasih, siapa namamu?"
Andini balik bertanya kepada Angkasa.
"Namaku Angkasa dan aku adalah jiwa yang tersesat karena aku mengalami koma beberapa puluh tahun yang lalu dan sampai saat ini aku belum bisa kembali."
Ucap Angkasa membuat Andini kini mengerutkan keningnya dan juga agak menjaga jarak dengan Angkasa sementara Angkasa merasa geli dengan apa yang dilakukan oleh Andini karena mereka itu saat ini berada dalam keadaan yang sama. Hanya saja mungkin Andini belum menyadari keadaannya yang sebenarnya.
"Memangnya apa yang sebenarnya terjadi kepadamu?"
Tanya Andini pada Angkasa yang langsung menjelaskan apa yang terjadi dengan dirinya.