Chereads / For the Meantime / Chapter 2 - Semua berawal dari benci

Chapter 2 - Semua berawal dari benci

~{Mikaila Omkara Gwen}~

Aku menghempaskan tubuhku ke kasur single bed miliku. Sambil menatap langit-langit kamar, aku memikirkan kejadian di halte bus tadi, entahlah aku Bingung dengan diriku, bisa-bisanya aku berteriak pada Abhi di depan umum.

Jika di ingat-ingat kejadian tadi benar-benar memalukan sekali, tapi bagaimana lagi ini sudah terjadi. Aku pun bangkit dari tidurku dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Duh... gini amat ya hidup gue. Mau makan apa coba, Semua makan udah habis ditambah uang menipis lagi, huh..."kataku ketika membuka kulkas di dapur kecilku. Setelah selesai mandi aku menuju ke dapur karena aku baru saja habis bergulat dengan air yang tak bersalah dan mengakibatkan cacing di perutku menendang-nendang untuk diisi, tapi apa yang diharapkan sirna begitu saja ketika membuka kulkas dan tak menemukan satu bahan masakan yang bisa dimasak.

Hal hasil aku mengunakan alternatif lain deh, dengan minum air putih kosong lumayan banyak untuk mengganjalnya, ya walaupun nanti akhirnya, berakhir dengan masuk angin, tak masalah bagiku.

Dret....Dret....Dret....

Tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan suara ponsel di meja ruang depan, aku pun bergegas menuju ke tempat sumber.

"Halo,"kataku ketika telah meraih ponselku dan menekan tombol hijau.

"Halo Mika,"kata si pemanggil di seberang sana. Ternyata itu Elsea, karena terburu-buru aku sampai lupa melihat nama si pemanggil.

"Ada apa sea?"kataku to the point.

"Oh itu kamu masih dirumahkan, belum pergi kerjakan, soalnya aku takut ganggu kamu."

"Ngak kok, gue belum kerja mungkin nanti, emangnya kenapa?" kataku penasaran.

"Itu aku boleh minta bantuan kamu ngak, tolong ya temuin Abhi besok dirumahnya untuk ngerjain tugas yang di kasih Pak Budi, Soalnya besok aku harus pergi sama mama papa aku, ya please,"kata Elsea memohon.

"Gila lo ya sea, ogah hah kagak mau gue, yang ada bukannya kelar tuh tugas malah berantakkan. Lagian tugas gue kan memprentasikan, bukan membuatnya"

"Yah... aku mohon ya Mik, Soalnya kan lusa udah dikumpulin, ngak mungkinkan kita ngak kerjain nanti ngak ada nilainya lagi. Kalau ngak aku aja yang memprentasikan, kamu sama Abhi yang buat. Aku janji deh, Abhi ngak akan berdebat sama kamu,"kata Elsea panjang sambil memohon.

"Ya tapikan---"belum siap aku bicara Elsea sudah memotongnya.

"Pokoknya ngak ada penolakan titik"Kata Elsea tegas. Kalau sudah begini susah buat aku menolak permohonan Elsea karena aku tau dia itu orangnya keras kepala, apa yang dia mau harus terkabulkan. Jadi aku tak punya pilihan lain selain menyetujuinya.

"Ya udah deh gue mau, Tapi ingat jangan salah kan gue kalau tugasnya ngak sebagus yang lo harapin,"kataku akhirnya.

"Ngak papa kok, ya penting ngerjain. Kalau gitu udah dulu ada yang mau aku lakuin soalnya,"Kata Elsea ingin mengakhiri telpon.

"Ya"

Ketika aku mengakhiri telpon, aku bergegas menuju kamar untuk bersiap-siap bekerja. Ya walaupun aku masih sekolah aku harus bekerja untuk menghidupi kebutuhan, ditambah lagi harus membayar kontrakan yang kecil ini. Memang sih gajiku tak seberapa tapi setidaknya cukup untuk membiayai kehidupan ku walau terkadang kurang juga, aku harus bersyukur karena aku tinggal sendirinya dirumahku jadi siapa lagi yang akan membiayai kehidupanku selain aku sendiri.

Setelah selesai bersiap-siap, aku segera keluar dari rumah dan bergegas menuju tempat kerjaku di salah satu caffe yang cukup ramai dikunjungi pengunjung, jaraknya sekitar 5 kilometer dari rumahku. Caffe D Coffe'in merupakan caffe yang lumayan terkenal dikalangan anak remaja di Jakarta ini, aku berkerja part time disini sebagai pelayan, tak apa aku harus menjadi pelayan yang penting, yang dihasilkan halal bagiku. Dan inilah hari-hariku ketika selesai jam sekolah. The spirit of working for your life, Mikaila.

~~🌿~~

~{Abhimanyu Ravindra}~

"Tapikan sayang kamu tau sendiri kalau aku ketemu sama dia, selalu ujung-ujungnya berantem,"kataku kepada seseorang diseberang sana. Ya kami sedang melakukan panggilan.

"Kamu tega sama aku bhi, masak kamu ngak mau nurutin apa yang aku mau, Lagian Mika itu sahabat aku seharusnya kamu juga baik sama dia. Kalian sih kalau ketemu selalu berbedat,"kata Elsea, Ya Elsea Permatasari- pacarku, orang yang selalu ingin ku lihat senyumnya. Bagaimana tidak, sifat dia yang lemah lembut buat aku luluh padanya, senyumnya yang manis, ditambah mukanya yang chubby' dengan rambut hitam lurus dan bola mata hitam pekat, memperlihatkan kalau dia memiliki wajah khas orang Asia.

"Ya udah aku mau deh,"kataku mengakhirinya, karena aku tidak mau membuat Elsea kesal denganku.

"Makasih sayang, kamu pengertian deh. Tapi kamu janji ngak berdebat dengan Mika oke,"kata Elsea yang terdengar senang.

"Iya, ngak akan,"kataku sedikit malas.

"Ya udah kalau gitu, aku matiin ya panggilan nya, bye,"katanya mengakhiri panggilan

Akupun menghela napasku, ketika Elsea mengakhiri panggilannya. Sebenarnya aku malas berhadapan dengan Mika. Bukan, karena kejadian tadi juga ketika aku pulang sekolah, tapi karena aku capek aja ketemu dia pasti selalu berdebat, ya bisa dibilang ini rutinitas kami kalau ketemu, tapi ya sudahlah.

Jika dipikir-pikir aku belum pernah sebelumnya melihat Mika marah denganku semarah itu, ya walaupun dia sering marah-marah ngak jelas tapi aku tau marah kejadian tadi itu berbeda, aku jadi sedikit bersalah dengan perkataan ku tadi siang. Tapi nasi sudah menjadi bubur, apa boleh buat.

Seharusnya orang yang patut disalahkan ini Pak Budi, coba saja beliau tidak membuat kelompok tugas mungkin aku tak akan sekelompok dengannya dan tak bertemu dengannya besok, karena mungkin saja setelah kejadian tadi aku akan canggung, kalau dengan Elsea mah aku mau banget sekelompok, tapi kalau dengan Mika, beh malas banget, pakai BANGET. Ditambah kelompok cuma kami bertiga lagi. Ya sudah.

Akupun beranjak dari ruang tengah ke kamarku untuk tidur karena hari ini aku benar-benar lelah, membantu anak Osis sebelum pulang tadi. Ya bisa ditebak kalau aku ini salah satu anggota Osis. Walaupun aku ngak seteladan anak Osis lainnya, tapi aku cukup baik dalam mengurusi suatu hal.

Aku menghempaskan tubuhku ke kasur king size milikku ketika aku sampai di kamarku. Perlahan-lahan aku memejamkan mataku, dan alam sadarku pun hilang berganti dengan kegelapan.

~~🌿~~

Kau tau dari mana datangnya cinta? jika kau tau pasti pernah mendengar kata pepatah, kalau hal yang kita benci pasti lama kelamaan akan membuat kita jatuh hati.

Mungkin sebagian orang mengalami jatuh cinta bukan dari benci, tapi ketarikan atau pandangan. Tapi satu hal yang harus kau tau jatuh cinta yang bermula dari benci itu menarik, karena apa? karena sebelum kita jatuh hati, kita harus dihadapkan dengan hal yang tak kita sukai, segala hal disini kita diuji dengan hal-hal yang menyebalkan.

Tapi bagaimana jika kau jatuh hati pada orang yang salah, karena dia telah dimiliki seseorang. Apa kau akan diam saja atau akan mengungkapinya? itu semua hakmu, kau seterah memilih diantara satu. Tapi jika kau diam saja mungkin kau akan mengalami sakit hati dan cinta bertepuk sebelah tangan, tapi jika kau mengungkapinya, kau akan menyakiti hati sahabatmu karena kau mencintai orang yang dia cintai. Lalu apa yang akan kau lakukan? ku harap kau memilih jawaban yang tepat, jangan ada yang tersakiti karena jawabanmu, baik itu untuk dirimu ataupun orang lain.

~~🌿~~

"ku harap mereka tak akan bertengkar atau membuat keributan, mereka harus berdamai, aku sudah capek melihat dan mendengar mereka. Setidaknya dengan ini mereka akan mendekatkan diri, ya sekurang-kurangnya menjadi teman sudah cukup." -...

~~🌿~~