Vote dulu sebelum membaca yakkk🥰
-
-
-
Pagi ini, aku tengah berbaring lurus sembari menatap langit-langit kamarku yang sederhana, namun membuatku nyaman selama ini. Aku mengaturnya bersama Sandra, sahabatku. Sejak Mommy meninggal, Beta Jhons menyuruhku agar pindah ke kamar yang lebih sederhana dan ini lah, kamar sederhanaku. Beta Jhons mengatakan bahwa King Jack yang memerintahkannya agar menyuruhku pindah ke kamar yang lebih sederhana dari kamar lamaku. Aku tidak masalah, toh aku hanya penghuni istana, bukan pemilik istana.
Sesaat aku mengingat kembali kejadian beberapa tahun lalu yang menimpa keluarga istana dan seluruh werewolf. Kematian Alpha Pattinson yang membuatku menjadi tersangka dan dibenci oleh King Jack, my mate. Aku sendiri bingung dan bertanya-tanya mengapa King membenciku, padahal jelas-jelas bukan aku yang membunuh Alpha Pattinson, bahkan werewolf lainnya membenciku, kecuali Sandra, ayah dan ibu Sandra, Robert, serta Luna Cleorin Pattinson, Ibu dari King Jack. Bahkan Luna Cleorin tidak membenciku sama sekali, lalu ada apa dengan mereka yang membenciku. Aku bukan pembunuh.
Saat itu aku sedang mencari Mommy, yang pergi meninggalkanku dan ikut ke medan perang bersama Ayahku.
Mommy, Ayah, aku merindukan kalian. Aku tidak salah, bukan? Aku hanya mencari Mommy, tapi mereka tetap menuduhku sebagai penyebab kematian Alpha Pattinson. Sangat jelas, rogue itu yang membunuh Alpha, bukan aku. Rogue itu menyuntikan cairan kedalam tubuh Alpha, namun mereka tetap menuduhku. Aku sangat lelah dengan tuduhan itu.
"Andai saja Mom dan Ayah berada disini, pasti kalian akan membelaku dari tuduhan King."
Aku bangun dari pembaringanku, kemudian melangkah pelan kearah jendela, membuka pelan jendela yang telah bertahun-tahun tidak kunjung diganti. Tak terasa air mataku jatuh menyentuh pipiku.
Perasaan sedih tiba-tiba menjalar, mengingat Mate-ku yang seharusnya melindungiku malah membenci diriku. Mate yang seharusnya menyayangiku dan mencintaiku, akan melangsungkan pernikahannya bersama wanita lain. Hatiku terasa hancur, aku tidak sanggup dengan semua kenyataan hidup yang harus aku jalani.
Kalau King telah lama mengetahui bahwa aku adalah mate untuknya, kenapa dia tidak memberitahu Luna Cleorin akan hal itu. Apa sebesar itu kebenciaannya padaku, sehingga membuatnya tidak mau mengakuiku sebagai pasangan hidupnya yang ditakdirkan oleh sang pencipta. Sakit, saat mengetahui mate yang aku harap akan melindungiku malah membenciku sedalam ini. Apa perasaan cintanya untukku tidak ada? Ya, mungkin saja.
Aku mengelap pelan air mataku, apa yang harus ku lakukan sang pencipta? Mate-ku membenciku, mengapa harus King Jack pasangan yang kau takdirkan untukku?
Pertanyaan-pertanyaan menyedihkan mengantri dikepalaku, membuatku seketika merasa pusing. Aku memijat kepalaku pelan.
Mungkin, mengikhlaskan segala yang telah terjadi adalah hal yang sangat sulit untukku, tapi mungkin itu adalah yang terbaik untuk kehidupan King Jack.
Aku kembali mengelap air mata yang masih terjatuh melewati pipiku, menutup kembali jendela. Dan berjalan kembali ke tempat tidur, aku yakin saat ini mataku telah memerah karena air mata yang terus bercucuran walaupun aku telah mengelapnya.
Aku bingung dengan diriku yang memiliki hati selemah ini. Harusnya aku kuat seperti King Jack yang dengan mudahnya berbalik hati dan melupakanku sebagai mate-nya. Tetapi sekuat apa pun aku bertahan menahan sakit aku akan tetap menjadi lemah dan itu lah, Selly yang lemah.
Ku baringkan kembali tubuh mungilku, pikiranku seketika mengingat Sandra, sahabat yang telah banyak membantuku selama ini, sang pencipta membuat mate membenciku tapi mengirimkan sosok Sandra, yang menurutku adalah malaikat, walaupun aku tidak pernah melihat malaikat.
Memar diperutku kembali muncul tapi anehnya saat aku menekan kuat-kuat memar tersebut, aku tidak merasa sakit apapun. Memar ini adalah dampak dari perbuatan yang King lakukan, dengan memar di perutku aku sangat yakin King Jack dan kekasihnya telah berhubungan badan.
Hal itu semakin membuatku hancur terpuruk, mate-ku telah benar-benar melupakanku
"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Mom, Ayah, I miss you. I'm very hurt now." ucapku pelan disela-sela tangisanku
Setelah menangis berjam-jam lamanya, aku merasa sangat mengantuk dan tanpa sadar aku langsung tertidur. Memasuki kegelapan yang bahkan membuatku lebih memilih kegelapan tersebut daripada harus hidup di dunia nyata yang begitu memilukan.
🌻🌻🌻
"Selly, apa kau mau menemaniku ke taman? Akhir-akhir ini aku selalu kesana sendirian." tanya Robert, membuatku yang sedang menyiram tanaman di halaman pribadi Luna Cleorin menoleh kearahnya.
"Iya, tapi aku harus menyiram tanaman dulu. Kau tunggu saja di luar, tidak akan lama." balasku meyakinkan.
"Aku membantumu saja, aku tidak mau melihatmu kesusahan, Lily." ujar Robert, kemudian mengambil air yang telah tersedia dan menyiram dengan begitu lincah.
Aku pun tersenyum melihatnya dan kemudian berkata, "Lily? Nama siapa gerangan?"
"Dirimu. Mulai saat ini aku akan memanggilmu dengan sebutan Lily. Itu cocok untukmu, Lily."
"Baiklah. Asal jangan mengganti namaku dengan nama pria." ucapku, lalu terkikik geli.
"Hahaha, tidak mungkin aku memanggil gadis cantik sepertimu dengan nama pria." balas Robert kemudian merangkul bahuku keluar dari halaman pribadi Luna Cleorin.
Aku dan Robert berjalan santai menuju taman. Beberapa warrior berpapasan denganku dan Robert, kami memberikan senyuman pada mereka.
"Robert!" aku dan Robert pun sontak menoleh kebelakang.
King Jack. Seketika jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Ada apa dia memanggil Robert? Dengan penasaran aku menoleh pada Robert yang sedang menunduk menghormati King Jack dan aku pun melakukan hal yang sama dengannya.
"Yes, King?" ucap Robert tegas dan berdiri dengan tegapnya.
"Mau kemana kau bersama pembunuh ini?" tanya King Jack, yang membuatku mendongakkan kepalaku dan melihatnya dengan sedih. Entah kenapa aku merasa sedih dan pilu mendengar hal tersebut. Aku melihat King Jack menatapku dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Dia Selly, King. Dan Kami akan ke taman, King. Apa ada sesuatu hal yang harus ku selesaikan?" tanya Robert memastikan.
"Iya, ada masalah yang harus kau selesaikan."
"Apa itu, King?"
"Ke lapangan sekarang dan kita akan bertarung." kata King Jack dengan lantangnya.
"Apa kesalahan yang saya perbuat, King? Jika ada maafkan saya, King. Saya tidak tahu kesalahan apa yang saya perbuat sehingga membuat King mengajak saya bertarung." ucap Robert, aku yakin saat ini Robert sedang menahan rasa takutnya.
Aku yang melihat percakapan tak biasa ini, hanya terdiam menunduk.
"Aku akan mencoba teknik perang baru, tidak ada pasukan elite lainnya, hanya kau yang ada disini."
"Benarkah? Maafkan saya, King. Telah berburuk sangka, baiklah saya akan ke lapangan sekarang." ucap Robert, lalu menatapku dengan tatapan teduhnya. "Lily, maafkan aku yah. Aku akan mengajakmu lain kali ke taman, aku akan menemuimu setelah menyelesaikannya dengan King." imbuhnya dan mencoba memegang kedua tanganku, tetapi suara King menghentikan apa yang akan dilakukannya.
"Apa yang kau lakukan, huh? Aku memerintahkanmu untuk ke lapangan! Bukan untuk menunjukan kemesraanmu dengan pembunuh ini dihadapanku. Cepat ke sana!!" teriak King membuatku tersentak mundur.
"Ah, maaf King. Lilyku terlalu manis untukku lewatkan." ujar Robert, dan berlalu pergi meninggalkanku dan King tepat di depan taman.
"Dan kau, kenapa kau mau saja disentuh olehnya. Kau mau aku membunuhnya?!" bentaknya dengan marah
🌻🌻🌻