Chereads / GARUDA / Chapter 1 - Pulau Bali

GARUDA

🇮🇩Wah81
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Pulau Bali

Ngurah seorang bocah laki laki yang berumur 14tahun yang hidup berdua dengan ibunya dewa ayu diujung barat Pulau Bali.

Disebuah kuil yang dikelilingi hutan belantara dengan banyaknya hewan hewan buas, karena ujung barat pulau bali adalah hutan belantara yang sangat mistis dan berbahaya.

Tapi anehnya di radius satu kilometer dari kuil itu tidak ada sama sekali binatang buas yang berani mendekat.

Karena itu ngurah dan ibunya bisa bertahan hidup didekat kuil selama hampir satu tahun ini, ngurah dan ibunya dulu adalah keluarga bangsawan disebuah kota, kota Jembrana.

Dan ayahnya adalah Bupati kota itu, tapi karena pemberontakan pamannya mengakibatkan kematian ayah ngurah.

Tapi sebelum napas terakhirnya, ayah ngurah yang bernama purna bisa kabur membawa ngurah dan ibunya ke portal yang menuju kuil di barat pulau bali.

Di kuil ini, yang bernama Kuil Siva, ngurah dan ibunya hidup selama hampir satu tahun dikuil siva, dia mencari makanan didekat kuil.

Tapi didalam hati ngurah dia sangat ingin kembali ke kota Jembrana untuk membalaskan kematian ayahnya dan mengambil kembali haknya.

Sebenarnya dewa ayu tahu keinginan ngurah sang anak tapi dia hanya bisa diam, karena di dunia ini yang terpenting adalah kekuatan.

Maka dari itu ngurah selalu berlatih setiap hari, ngurah berbakat dari kecil, diantara teman sebayanya tidak ada yang sepintar dan sekuat ngurah.

Tapi di dunia ini, semua pesilat yang kuat memiliki semangat hewan buas sendiri diusia 15tahun.

Kalau saja ayah saya masih hidup, besok diusia saya yang ke 15tahun saya akan memiliki semangat hewan buas saya sendiri, pikir ngurah dengan sedih.... Tapi didalam kesedihan itu ngurah mendengar suara tua yang memanggilnya ke area dalam kuil, kuil siva sangat besar dan luas, selama satu tahun ngurah belum mengelilingi semua area kuil ini, karena kuil ini terlihat sangat kuno dan kuno. Tapi dengan keberanian dan tekad ngurah mencoba masuk kearea dalam kuil yang belum pernah dia datangi, di sana banyak patung patung besar, patung patung hewan buas ini semua menggambarkan hewan buas legendaris, seperti naga, harimau putih, kura kura hitam dan banyak hewan buas legendaris lainnya yang dia hanya pernah dengar ceritanya.

Tetapi ditengah semua patung hewan buas legendaris ada satu patung hewan buas yang memiliki kepala burung elang tapi badannya berdiri seperti manusia juga memiliki cakar dan sayap lebar seperti burung. Ngurah sangat kagum melihat patung ini, seolah olah inilah hewan buas legendaris yang terkuat diantara semuanya. Di saat ngurah masih mengagumi patung ini, tiba tiba suara tua itu terdengar lagi, suaranya berasal pas dari belakang patung hewan buas legendaris yang menyerupai burung itu. Ngurah melangkah perlahan lahan menuju belakang patung itu, di belakang patung ada sebuah kristal berwana hitam pekat yang memancarkan cahaya ungu kehitaman, ngurah mendekati kristal itu tapi dia hanya diam dan melihat keindahannya tanpa berani menyentuhnya, dia terdiam cukup lama sampai suara tua itu terdengar lagi di telinganya.....

Kalau kau menginginkan kekuatan di atas segalanya, kau membutuhkan kekuatan dan takdir, kau juga bisa datang kesini karena takdir telah menuntun mu kesini, kata suara tua itu.

Si..si...ssi...apa anda? kenapa anda menuntunku kesini, kata ngurah dengan nada takut. Ha.. haa...haa... ketawa tua yang menyeramkan, kamu ditakdirkan sampai di kuil siva yang suci ini dan bisa mendengarkan suara orang tua ini ha... haa.. haa suara tua itu mulai tertawa lagi, anak kecil teteskan lah darahmu ke kristal hitam, maka kamu akan tau segala sesuatu tentang kuil ini, dan kamu juga bisa mendapatkan kekuatan yang kamu inginkan selama ini, kata suara yang terdengar tua itu.

Ngurah masih diam, dia masih ragu dengan semuanya. kemudian dia berkata.... kalau aku meneteskan darahku ke kristal ini, apakah aku bisa mendapatkan kekuatan dan semangat hewan buas ku?

ha..haa.haa..... suara tua itu tertawa lagi, anak kecil, kalau bukan takdir kau takan pernah bisa menuju kuil siva ini, sudah puluhan ribu tahun tak pernah ada mahluk hidup di kuil ini, tapi kau tanpa sengaja memasuki kuil ini dengan ibumu, bukankah itu adalah takdirmu untuk bertemu denganku? tanya suara tua itu.... aku akan menuntun agar dirimu mendapatkan kekuatan yang kau inginkan, tapi.... suara tua itu terdiam sejenak.

tapi apa kata ngurah?

kekuatan hanyalah kekuatan... takdirmu yang lebih penting, apakah kau mampu mendapatkan kekuatan itu dengan usahamu sendiri, kata suara tua itu.

Ngurah terdiam sesaat lalu diam melangkah mendekati kristal hitam itu, ngurah melukai ujung jarinya sendiri dan meneteskan sedikit darah ke kristal hitam.

Tekad yang kuat dan berani, pikir suara tua.

Setelah darah menetes di kristal hitam, cahaya kristal semakin terang dan terang hingga ngurah menutup matanya. Perlahan ngurah membuka matanya dan dia melihat sosok orang tua berambut putih seperti petapa.

Ngurah terkejut dan takut sampai dia melompat kebelakang dangan waspada terhadap orang tua misterius. Orang yang terlihat seperti petapa tua itu tersenyum padanya, anak kecil panggil aku guru brahma kata orang tua itu. Sekarang kau adalah murid ku, aku hanyalah arwah penjaga kuil suci ini. Aku akan membimbing mu agar mendapatkan kekuatan yang kamu inginkan selama ini. Lalu petapa tua itu melemparkan kalung kristal hitam kepada ngurah, ngurah melihat kalung itu dengan heran, dia berpikir... bukankah ini kristal hitam yang aku beri tetesan darah lu, kenapa sekarang menjadi kalung dan mengecil, pikir ngurah bingung. ha..ha..ha... petapa tua itu tertawa lagi, akan aku jelaskan semuanya kata petapa tua yang melihat wajah ngurah yang bingung.

Itu adalah kristal hitam yang tadi kamu beri tetesan darah, aku hanya bisa tinggal didalam kristal itu karena aku adalah roh, kristal hitam itu juga bisa menampung benda benda, dan banyak warisan didalam kalung kristal hitam itu yang bisa kamu pelajari. Tetesan darah yang kamu berikan pada kristal hitam agar kamu bisa masuk dalam ruangan kristal tersebut. Didalam kristal hitam waktu berjalan lebih lambat 10x lipat di dunia nyata, jadi di sana sangat cocok untukmu berlatih silat untuk memperkuat dirimu kata petapa tua.

jadi kristal hitam ini seperti cincin batu akik yang mempunyai ruang didalamnya? kata ngurah bertanya?

tidak, jawab petapa tua itu, kristal hitam memiliki dunia sendiri tidak seperti cicin batu akik, karena didalam kristal ruang mahluk hidup bisa tinggal dan tumbuh, disana ada daratan, pepohonan, sungai dan pegunungan. Di Sana juga ada kuil siva yang jauh lebih besar daripada kuil siva ini, tapi kamu harus mempunyai kekuatan agar bisa memasuki setiap ruangan di kuil itu.

eeengg..... ngurah bengong tanpa bisa berkata lagi, dia heran dengan semua penjelasan petapa tua yang terdengar sangat mustahil.

Pejamkan matamu, sekarang aku akan membawamu masuk kedalam kalung kristal hitam.

ngurah mulai memejamkan matanya, dan saat dia mulai membuka matanya perlahan dia sangat terkejut melihat apa yg dia lihat, dia berada dipandang rumput yang luas, banyak pepohonan, bukit dan gunung" berjejer. Pemandangan ini seperti sebuah lukisan yang terlihat sangat indah dan damai. Disebelahnya petapa tua hanya berdiri dan melihat ngurah yg masih dalam keadaan keheranan.

Ngurah... sekarang aku adalah gurumu karena kamu sudah masuk kedalam kalung kristal hitam, kamu bisa memanggil guru.

Ngurah langsung memberi hormat kepada petapa tua itu.

Murid ngurah memberi hormat kepada guru brahma, petapa tua hanya tersenyum melihat kesungguhan ngurah.

Ikut lah dengan ku kata petapa tua, ngurah mengikuti gurunya dari belakang, tapi dari kejauhan sudah terlihat bangunan besar yang sangat tinggi dan megah, ngurah kembali heran melihat bangunan yang seperti kuil itu, bangun yang sangat besar dan bercahaya hitam keunguan. Ngurah sangat kagum dengan bangunan itu, lalu gurunya berkata, di sanalah kamu akan berlatih silat dan mendapatkan semangat hewan buasmu, tapi itu tergantung akan tekad dan kekuatanmu untuk mendapatkan semangat hewan buas jenis apa, kata guru brahma.

Sambil mereka bicara mereka sudah tiba didepan gerbang kuil, gerbang yg sangat besar kata ngurah didalam hatinya.