Setelah melepas rindu dengan Yara, Yesa, serta Orianna, akhirnya Dika dan Siena memiliki waktu untuk berbicara secara empat mata. Selama bersama dengan anak-anak, baik Siena, Juna, ataupun kedua orang tua sang istri terus menerus mengawasi Dika. Pria itu merasa mereka tak memercayainya lagi. Dika bahkan menduga kalau mereka semua pasti berpikir kalau dia akan membawa pergi anak-anak jika ada celah sedikit saja.
Sekarang, Seina dan Dika berada di taman belakang rumah. Perempuan itu memperingatkan semua orang untuk tidak ada yang datang mengganggu pertemuannya dengan sang suami.
Siena dan Dika duduk bersebelahan di gazebo. Rintik hujan masih turun, mengakibatkan udara yang lembap terasa semakin dingin. Aroma hujan, tanah basah, serta rerumputan memenuhi indra penciuman mereka. Hanya sebuah lampu bohlam yang menerangi gazebo itu. Pendar cahaya kuningnya memberikan pencahayaan yang remang-remang, tetapi Siena dan Dika masih bisa melihat sosok masing-masing dengan cukup jelas.